20.04.2017 Views

Catatan Seorang Pejalan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Catatan</strong> <strong>Seorang</strong> <strong>Pejalan</strong><br />

Maling adoh tan ana ngarah ing mami<br />

Guna duduk pan sirna<br />

Sakehing lara pan samya bali<br />

Sakeh ngama pan sami miruda<br />

Welas asih pandulune<br />

[Rumeksa Ing Wengi – Sunan kalijaga]<br />

Saya memercepat langkah guna menemui sumber suaranya. Di<br />

balik pohon, saya mendapati seorang lelaki paruh baya yang<br />

mengenakan pakaian khas Jawa, lengkap dengan blangkonnya. Di<br />

tangannya, tergenggam wayang yang sedang dimainkan, sementara<br />

mulutnya terus melantunkan kidung. Saya duduk di hadapannya dan<br />

memerhatikan segala gerak-geriknya. Menyadari kehadiran saya,<br />

lantunan kidungnya berhenti, pun dengan gerakan tangannya. Sosok itu<br />

tersenyum.<br />

“Apa yang membuatmu mendatangiku, Nduk?” tanyanya.<br />

“Lantunan kidungnya, Pak,” saya menjawab.<br />

“Tak tertarik dengan wayang?” tanyanya lagi.<br />

“Sudah mulai tertarik.”<br />

Sosok di hadapan itu tersenyum, “Masih menyukai budaya yang<br />

katanya ketinggalan zaman? Padahal banyak orang yang justru menyukai<br />

budaya luar daripada budayanya sendiri.”<br />

Saya terkejut, tak menyangka mendengar kalimat itu, “Dulu<br />

saya menganggap wayang hanya cocok untuk orang-orang tua saja.<br />

Namun kini, perjalanan waktu membuat mata saya terbuka. Saya pun<br />

menyukainya dan lantas mulai memelajarinya.”<br />

[Ratu Marfuah] 81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!