EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI
m-130-2015
m-130-2015
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KENAIKAN UPAH BURUH<br />
SANGAT REALISTIS<br />
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan gaji buruh setiap tahun<br />
disambut baik. Kebijakan tersebut bakal terealisasi karena memang<br />
sangat realistis. Betapa pun kini sedang ada perlambatan ekonomi<br />
dan harga barang kebutuhan pokok sempat melonjak, upah buruh<br />
pun mesti dinaikkan secara terukur untuk mendongkrak daya beli.<br />
Di ruang kerjanya, Parlementaria<br />
diterima secara khusus<br />
oleh Anggota Komisi IX DPR RI<br />
Imam Suroso untuk membincang<br />
paket kebijakan pemerintah yang<br />
menyangkut tenaga kerja. Di balik kebijakan<br />
pemerintah yang menggairahkan<br />
para buruh, ia mengimbau agar buruh<br />
tak menuntut kenaikan yang terlalu<br />
tinggi, sebab akan membebani perusahaan<br />
tempat mereka bekerja. Jangan<br />
sampai kenaikan upah itu malah membuat<br />
perusahaan berhenti beroperasi.<br />
Beberapa waktu lalu, pemerintah<br />
menuangkan isu upah buruh dalam<br />
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV. Bersama<br />
kenaikan upah itu, pemerintah<br />
juga mengusahakan kemudahan akses<br />
kredit usaha rakyat (KUR) untuk para<br />
karyawan, TKI, dan TKI purna. Ini untuk<br />
meningkatkan kesejahteraan para pekerja<br />
sendiri.<br />
“Saya optimis bisa terealisir karena<br />
sesuai amanat UUD 1945, masyarakat<br />
harus dilindungi dan negara harus<br />
mengusahakan pekerjaan yang layak<br />
bagi rakyatnya. Jadi, itu adalah tugas<br />
negara. Bisa tidak bisa, mau tidak mau,<br />
sudah menjadi tanggung jawab pemerintah,”<br />
tandas politisi PDI Perjuangan<br />
itu.<br />
Imam mengapresiasi Paket Kebijakan<br />
Ekonomi Jilid IV itu. Paket ini tidak saja<br />
menaikkan upah buruh setiap tahun<br />
secara terukur, bahkan fasilitas kemudahan<br />
KUR juga diberikan kepada para<br />
pekerja dan korban PHK. Sudah tugas<br />
pemerintah mensejahterakan para pekerja<br />
atau buruh yang merupakan bagian<br />
dari warga bangsa ini. Negara harus<br />
hadir dan berperan dalam kesejahteraan<br />
rakyat.<br />
Anggota Komisi IX DPR RI Imam Suroso<br />
“Negara sebesar ini dengan luas<br />
wilayah dan kekayaan yang luar biasa,<br />
ditambah program poros maritimnya,<br />
pasti bisa meningkatkan kesejahteraan<br />
rakyat. Ditambah Presiden Jokowi selalu<br />
menyatakan kerja, kerja, dan kerja,”<br />
tuturnya.<br />
Itu artinya, Kabinet Kerja yang dipimpin<br />
Presiden harus mampu memacu<br />
rakyatnya untuk bekerja dan pemerintah<br />
yang memberi stimulus dengan kemudahan<br />
membuka UKM baru bagi para<br />
pakerja. Akses modal sudah dimudahkan<br />
bagi para pekerja yang ingin menjadi<br />
pelaku UKM.<br />
Namun, pengawasan atas kebijakan<br />
ini juga harus ditegakkan. Bantuan sosial<br />
(bansos) bagi para pekerja ini, tak<br />
boleh diselewengkan. Untuk itu, penegak<br />
hukum yang mengawasi paket ini<br />
mesti diberi penghargaan pula dengan<br />
menaik kan gajinya. “Kalau sudah sinergi<br />
antara penegakan hukum dan penyaluran<br />
bansos, maka pemerintahan kian<br />
clear. Pada gilirannya lapangan pekerjaan<br />
dan pengangguran yang selama ini<br />
menjadi persoalan krusial akan teratasi,”<br />
papar politisi dari dapil Jateng III itu.<br />
Imam optimis paket jilid IV yang disusul<br />
jilid V dan seterusnya bisa mening<br />
katkan kesejahteraan rakyat. Apalagi,<br />
kata Imam, dalam pembahasan APBN<br />
2016 sudah disebutkan oleh Menaker<br />
mengenai penciptaan lapangan kerja<br />
yang seluas-luasnya. Dan bagi para<br />
pengusaha, pemerintah mendesak agar<br />
tidak mudah mem-PHK karyawannya.<br />
“Perusahaan diminta jangan main pecat<br />
dan kelihatannya pemerintah sudah<br />
melakukan bargaining,” imbuh Imam<br />
lagi.<br />
Ia menegaskan, kebijakan yang dikeluarkan<br />
pemerintah itu dimaksudkan<br />
untuk mewujudkan Nawacita dan bermuara<br />
pada kesejahteran rakyat. “Itu<br />
sudah secara gigih dilaksanakan, meski<br />
beberapa kendala menghadang. Makanya<br />
saya minta semuanya mendukung,<br />
jangan sampai teman-teman di DPR<br />
maupun LSM malah menggulingkan<br />
pemerintahan,” ujarnya mengingatkan.<br />
Pada bagian lain, Imam juga membincang<br />
persoalan TKI ilegal. Menurutnya,<br />
pengiriman TKI secara ilegal<br />
harus segera dihentikan. Itu tidak saja<br />
merugikan pribadi TKI, tapi juga negara.<br />
Saat ini, sambungnya, masih banyak TKI<br />
ilegal yang dikirim ke Arab Saudi dan<br />
Malaysia. Sementara pengiriman TKI ke<br />
Singapura, Hongkong, dan Taiwan selama<br />
ini cukup baik.<br />
“Kalau tidak diputus pengiriman<br />
TKI ilegal, nanti negara akan mengalami<br />
pemborosan anggaran, karena<br />
pasti ada biaya pengembalian TKI ke<br />
Indonesia. Banyak kasus hukum bahkan<br />
pembunuhan yang menimpa TKI<br />
ilegal. Bahkan, banyak TKI yang terancam<br />
hukuman pancung. “Harus diupayakan<br />
sungguh-sungguh membenahi<br />
pengirim an TKI. Yang ilegal harus diganti<br />
de ngan yang legal.”<br />
Kini, Komisi IX sedang membentuk<br />
Panja Perlindungan TKI. Bila sebelumnya<br />
menitikberatkan pada penempatan,<br />
sekarang lebih mengutamakan<br />
perlindungan. Pemerintah, kata Imam,<br />
sudah memberikan perlindungan itu.<br />
Namun, perlu ada sedikit revisi dari UU<br />
No.39/2004 tentang Penempatan dan<br />
Perlindungan TKI di Luar Negeri. Hakhak<br />
TKI dan bantuan hukum menjadi<br />
bagian dari isu perlindungan tersebut.<br />
(MH,MP) FOTO: NAEFUROJI/PARLE/IW<br />
EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />
23