29.12.2015 Views

EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI

m-130-2015

m-130-2015

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

UKM dan desentralisasi jadi usulan yang<br />

bisa dimasukkan dalam rumusan RUU<br />

ini. Dengan kemudahan akses paten dan<br />

nol biaya, masyarakat akan semakin antusias<br />

dan peduli terhadap pentingnya<br />

paten.<br />

Nasir Djamil (F-PKS) menyampaikan,<br />

bila kelak ada desentralisasi paten, daerah<br />

harus sejak dini menyiapkan SDM<br />

dan sarananya penunjangnya. Bila tidak<br />

disiapkan, masyarakat tetap akan kesulitan<br />

mengurus paten. Tenaga penyuluh<br />

perlu pula disiapkan agar paten kian<br />

membumi di daerah.<br />

Wakil Ketua Pansus Risa Mariska (F-<br />

PDI Perjuangan) yang juga ikut berdiskusi<br />

di Polda Sulsel, mengatakan, paten<br />

harus sudah jadi mindset masyarakat<br />

bahwa itu penting untuk melindungi<br />

haknya. Kesadaran masyarakat, kata<br />

Risa, sangat rendah terhadap paten. Untuk<br />

itu, perlu sosialisasi yang masif. Risa<br />

menambahkan, untuk memudahkan akses<br />

paten, birokrasinya memang harus<br />

disederhanakan.<br />

Dan desakan agar biaya paten digratiskan,<br />

memang perlu jadi pertimbangan<br />

Pansus untuk merumuskan<br />

pasalnya dengan baik. Dalam naskah<br />

akademik RUU Paten, ternyata permohonan<br />

paten di Indonesia terbilang rendah<br />

bila dibandingkan dengan negaranegara<br />

lain yang menjadi anggota WTO.<br />

Tim Pansus Hak Paten menggelar pertemuan di Polda Sulsel<br />

Data pada 2013 tercatat hanya ada 7.450<br />

paten yang diajukan. Bandingkan dengan<br />

Cina di tahun yang sama mencapai<br />

825.136, disusul AS 571.612, Eropa 147.987,<br />

dan India 43.031.<br />

DELIK PATEN<br />

Dalam Pasal 157 UU No.14/2001 tentang<br />

Paten, delik yang digunakan adalah<br />

delik aduan. Dengan delik ini kepolisian<br />

dinilai pasif menegakkan hukum paten.<br />

Muncul desakan agar deliknya diubah<br />

menjadi delik formil atau biasa. Kepolisian<br />

bisa langsung bekerja saat terjadi<br />

pelanggaran paten, walau tak ada pengaduan<br />

dari pemilik paten. Selama ini<br />

banyak kasus pelanggaran paten yang<br />

tak diketahui oleh pemiliknya. Dan kepolisian<br />

kurang proaktik mengusut<br />

pelanggaran paten.<br />

Perubahan delik itu sudah menjadi<br />

desakan publik. Dengan perubahan delik<br />

itu, ada perlindungan hukum dari para<br />

penegak hukum untuk pemilik paten.<br />

Kelak, masyarakat pemilik paten selain<br />

mendapat kemudahan mengurus paten<br />

dengan biaya murah juga plus mendapat<br />

perlindungan hukum. Inilah yang diharapkan<br />

publik kepada Pansus RUU<br />

Paten.<br />

Kapolda Sulsel Pudji Harsanto,<br />

mengemukakan, sejauh ini di wilayahnya<br />

belum ada pelanggaran paten. Hak paten<br />

memang sudah jadi kebutuhan bangsa.<br />

Negara harus hadir memberi perlindungan<br />

terhadap semua aset berharga<br />

yang dipatenkan, baik budaya, teknologi,<br />

temuan ilmiah, dan lain-lain.<br />

Selain persoalan delik, sempat terwacanakan<br />

pula agar frasa pidana paten<br />

“paling lama” diubah menjadi “paling<br />

singkat”. Dalam Pasal 130 UU No.14/2001<br />

disebutkan, “Barang siapa dengan sengaja<br />

dan tanpa hak melanggar hak pemegang<br />

paten dengan melakukan salah<br />

satu tindakan sebagaimana dimaksud<br />

pasal 16 dipidana dengan penjara pa ling<br />

lama 4 tahun dan/atau denda paling<br />

banyak Rp 500.000.000,00“.<br />

Syarifuddin Suding yang mewacanakan<br />

hal tersebut berharap, hukum<br />

paten betul-betul ditegakkan dengan<br />

merubah sanksi frasa menjadi “paling<br />

singkat” empat tahun seperti tersebut<br />

dalam pasal 130. Pemegang hak paten<br />

pun merasa dihargai dan mendapat perlindungan<br />

hukum yang cukup. Pada akhirnya,<br />

rumusan delik dan pidana paten<br />

akan kembali digodok oleh Pansus untuk<br />

mendapatkan rumusan pasal yang ideal.<br />

Banyak catatan penting yang dibawa<br />

Pansus sebagai “oleh-oleh” dari Sulsel.<br />

Dalam kunjungan kerja ke Sulsel itu, hadir<br />

pula Anggota Pansus lainnya seperti<br />

Anas Thahir (F-PPP) dan Rohani Vanath<br />

(F-PKS). (MH) FOTO: HUSEN/PARLE/IW<br />

DALAM PASAL 157 UU<br />

NO.14/2001 TENTANG PATEN,<br />

DELIK YANG DIGUNAKAN<br />

ADALAH DELIK ADUAN.<br />

DENGAN DELIK INI KEPOLISIAN<br />

DINILAI PASIF MENEGAKKAN<br />

HUKUM PATEN. MUNCUL<br />

DESAKAN AGAR DELIKNYA<br />

DIRUBAH MENJADI DELIK<br />

FORMIL ATAU BIASA.<br />

KEPOLISIAN BISA LANGSUNG<br />

BEKERJA SAAT TERJADI<br />

PELANGGARAN PATEN, WALAU<br />

TAK ADA PENGADUAN DARI<br />

PEMILIK PATEN.<br />

EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!