29.12.2015 Views

EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI

m-130-2015

m-130-2015

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

terlebih lagi ketika ia memenangi kasus<br />

yang ditanganinya. Tak ayal dari<br />

sana pundi-pundi pun terkumpul. Perlahan<br />

ia mulai membeli berbagai peralatan<br />

rumah tangga layaknya keluarga<br />

lainnya. Bahkan untuk mendukung<br />

aktivitas nya yang semakin padat, ia pun<br />

membeli mobil.<br />

PERJUANGAN DALAM HUKUM DAN<br />

POLITIK<br />

Media massa menjadi salah satu<br />

bagian yang ikut mendukung bagi peningkatan<br />

karirnya. Lewat media massa<br />

tersebar informasi keberhasilannya<br />

dalam menangani berbagai kasus. Salah<br />

satunya keberhasilannya memperjuangkan<br />

hak kepemilikan lahan 120 Kepala<br />

Keluarga Petani Jeruk di Kecamatan<br />

Malangke Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi<br />

Selatan.<br />

Namun yang paling berkesan sekaligus<br />

“mencekam” baginya adalah ketika<br />

ia membela salah seorang petani di<br />

Makassar yang mengalami cacat (buta)<br />

seumur hidup akibat dianiaya oknum<br />

ABRI (TNI-red) ketika itu. Lewat Mahkamah<br />

Militer, Sarif menggugat oknum<br />

tersebut. Ia pun memenangkan perkara<br />

itu.<br />

“Lewat kemenangan itu saya mengajukan<br />

tuntutan ke Pangdam VII Wirabuana<br />

ketika itu. Beberapa kali saya<br />

dipanggil tapi saya tidak datang. Untuk<br />

ketiga kalinya saya dijemput. Dan selama<br />

satu kali dua puluh empat jam diinterogasi.<br />

Saya diminta mencabut tuntutan<br />

pembelaan tersebut. Tapi saya tetap<br />

bersikeras untuk tidak mencabutnya,<br />

karena memang klien saya tidak ingin<br />

mencabut tuntutan itu,” jelasnya.<br />

Walaupun pada akhirnya di persidangan,<br />

tuntutan tersebut tidak dika bulkan,<br />

dan ia kalah. Namun bagi Sarif itu menjadi<br />

sebuah pembelajaran bagi pe nguasa<br />

ketika itu untuk tidak sewenang-wenang<br />

terhadap rakyat kecil. Langkah itu semakin<br />

membuktikan perjuangannya<br />

dalam melawan hirarki kekuasaan orde<br />

baru.<br />

Di sisi lain itu menimbulkan kepuasan<br />

batin tersendiri bagi dirinya, sekaligus<br />

menambah kepercayaan publik padanya.<br />

Bahkan karena kesertaannya menangani<br />

sebuah perkara jualah yang menuntunnya<br />

hijrah ke ibukota.<br />

Doa ibu dan istri menjadi “modal”<br />

utama bagi dirinya dalam meniti karir di<br />

ibukota. Berkat doa keduanyalah karir<br />

Sarif di ibukota semakin berkibar. Ia<br />

berhasil mendirikan kantor pengacara<br />

sendiri di gedung Manggala Wanabhakti.<br />

Nama Sarifuddin Suding sebagai<br />

seorang pengacara pun semakin melambung.<br />

Salah seorang rekan Sarif mengajaknya<br />

masuk dalam dunia politik dan<br />

bergabung dalam sebuah partai politik,<br />

HANURA (Hati Nurani Rakyat).<br />

Tak berbeda jauh dengan karirnya di<br />

bidang hukum, di politik karir Sarif pun<br />

cukup bersinar. Dua kali lolos menjadi<br />

calon legislatif (caleg) untuk daerah pemilihan<br />

yang notabene merupakan kampung<br />

halamannya menjadi salah satu<br />

bukti kepercayaan masyarakat terhadap<br />

dirinya.<br />

Menyerahkan pendidikan anak-anak kepada sang istri<br />

Pengalamannya sebagai seorang pengacara<br />

yang bicara atas dasar bukti dan<br />

fakta menjadi bekal tersendiri baginya<br />

saat duduk menjadi anggota Komisi III<br />

DPR RI yang bermitra dengan lembaga<br />

penegak hukum, seperti Polri, Kejaksaan<br />

Agung, Mahkamah Agung, Kementrian<br />

Hukum dan HAM.<br />

Sarifuddin menganggap tugas dan<br />

dan kewajibannya sebagai wakil rakyat<br />

menjadi bagian dari baktinya kepada<br />

bangsa dan negara. Oleh karena itu ia<br />

mengaku tidak ada target jabatan atau<br />

posisi khusus<br />

LEMBUT MENDIDIK ANAK<br />

Pengalaman mendapatkan didikan<br />

“keras” dari sang ayah memang sangat<br />

dirasakan manfaatnya saat ini. Meski<br />

demikian, ia tak kuasa untuk menerapkannya<br />

kepada keempat buah hatinya,<br />

Amaliah Damayanti Sudding, Azizha<br />

Multhazam Sudding, Azihul Faqih Sudding,<br />

Azhelia Fadhilah Sudding dan<br />

(Almh) putri tercintanya Astri Mulyasari<br />

Sudding yang sudah lebih dahulu menghadap<br />

Sang Khalik.<br />

Dari sana tak berlebihan jika kemudian<br />

ada pertentangan antara dirinya<br />

dan sang isteri dalam hal mendidik sang<br />

buah hati. Namun karena aktivitasnya<br />

yang cukup pada di luar rumah, maka<br />

ia harus menyerah dan mempercayakan<br />

sang isteri untuk memilih cara dan<br />

strategi dalam mendidik sang buah hati.<br />

Terlebih lagi saat ini kondisi sosial masyarakat<br />

berbeda dari jamannya dahulu<br />

ketika ia kecil.<br />

“Saya hanya katakan kepada anakanak,<br />

bahwa saya sudah merasa berhasil<br />

sebagai orangtua ketika anak-anak saya<br />

tidak menyentuh Narkoba. Oleh karena<br />

itu saya tidak akan mendesak anak-anak<br />

untuk menekuni bidang atau profesi<br />

seperti saya,” pungkasnya. (AYU) FOTO:<br />

JAKA , ANDRI, DOK. PRIBADI/PARLE/IW<br />

EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!