29.12.2015 Views

EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI

m-130-2015

m-130-2015

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ILUSTRASI: JONK<br />

<strong>PAKET</strong> DEREGULASI DI<br />

BIDANG INVESTASI SANGAT<br />

BAGUS. PERLU KOORDINASI<br />

YANG HARMONIS ANTARA<br />

PUSAT DAN DAERAH UNTUK<br />

MENYUKSESKAN <strong>PAKET</strong><br />

KEBIJAKAN TERSEBUT.<br />

KOORDINASI ANTAR-<br />

KEMENTERIAN JUGA<br />

MENDESAK DILAKUKAN YANG<br />

SELAMA INI DIRASA MASIH<br />

KURANG.<br />

ket kebijakan pemerintah itu. Paket tentang<br />

KUR dan UMKM, misalnya, telah<br />

menunjukkan keberpihakan pemerintah<br />

pada usaha rakyat. Hanya saja Dodi<br />

mengkritik kebijakan pemerintah yang<br />

tidak sinkron dengan politik anggaran.<br />

Terbukti, anggaran Kementerian Koperasi<br />

dan UKM dipotong. Padahal, kementerian<br />

itu menjadi ujung tombak untuk<br />

menghidupkan ekonomi kerakyatan.<br />

“Hasil dari Banggar kemarin ada<br />

sekitar Rp 48 miliar yang masih ditunda.<br />

Padahal itu untuk membina koperasi<br />

dan UMKM. Saya kira harus dilakukan<br />

simultan. Paket deregulasi ekonomi ini<br />

menyasar masyarakat pengguna langsung,”<br />

ungkap Dodi kepada Parlementaria<br />

di ruang kerjanya akhir Oktober<br />

lalu.<br />

Politisi Partai Golkar ini juga menilai,<br />

paket deregulasi di bidang investasi<br />

sangat bagus. Perlu koordinasi yang<br />

harmonis antara pusat dan daerah untuk<br />

menyukseskan paket kebijakan<br />

tersebut. Koordinasi antar-kementerian<br />

juga mendesak dilakukan yang selama<br />

ini dirasa masih kurang. Bila paket ini<br />

dibarengi dengan koordinasi yang baik,<br />

niscaya kemudahan berinvestasi di Indonesia<br />

bisa terwujud seperti tertuang<br />

dalam paket kebijakan jilid II.<br />

Nurdin Tampubolon Anggota Komisi<br />

XI DPR melihat, paket kebijakan ini harus<br />

didukung oleh perencanaan dan sumber<br />

daya manusia yang memadai pula. Tanpa<br />

itu, kebijakan menjadi sia-sia dan tumpang<br />

tindih. Politikus Partai Hanura itu<br />

berharap, paket kebijakan bisa mendorong<br />

daya saing industri nasional yang<br />

kini dirasa masih lemah.<br />

“Jika kita sudah mendorong daya saing<br />

industri nasional, itu menjadikan<br />

pertumbuhan industri semakin meningkat.<br />

Artinya, pendapatan dari industri<br />

itu bisa mencapai standar yang sesuai<br />

dengan negara industri atau minimal<br />

negara berkembang menjadi industri.<br />

Jadi, pendapatan negara industri bisa<br />

sampai 70 sampai 80 persen produk domestik<br />

bruto,” jelas Nurdin.<br />

Amir Uskara Anggota Komisi XI lainnya<br />

juga ikut mengomentari paket kebijakan<br />

yang sudah dirilis ini. Menurut<br />

Anggota F-PPP itu, paket ini merupakan<br />

jawaban pemerintah atas sebagian keinginan<br />

para investor yang akan masuk<br />

ke Indonesia. Ia mengingatkan, paket kebijakan<br />

ini harus segera ditindaklanjuti<br />

oleh Pemerintah. Pasalnya, kebijakan ini<br />

masih bersifat sentralistik. Sementara di<br />

daerah, birokrasi dan regulasinya belum<br />

ikut menyesuaikan.<br />

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI<br />

Taufik Kurniawan merespon positif<br />

paket kebijakan ini. Dengan paket ini,<br />

pemerintah sebetulnya ingin mengatasi<br />

berbagai permasalahan ekonomi yang<br />

dihadapi bangsa. “Walaupun begitu kami<br />

memandang paket kebijakan ini belum<br />

sepenuhnya mengatasi permasalahan<br />

yang ada,” komentarnya kepada Parlementaria.<br />

Penilaian berbeda disampaikan Wakil<br />

Ketua DPR lainnya, Agus Hermanto.<br />

Ditegaskannya, “Paket kebijakan ini tidak<br />

bisa me-recovery ekonomi kita.<br />

Kalau bisa kita sampaikan bahwa paket<br />

kebijakan ekonomi ini kurang cespleng,<br />

karena paket ini lebih banyak mendominasi<br />

untuk strata ekonomi menengah ke<br />

atas.”<br />

Beragam pandangan silih berganti<br />

mewarnai paket kebijakan ini. “Mazhab”<br />

politik tak dipungkiri ikut menciptakan<br />

warna warni pandangan di gedung parlemen.<br />

Kritik keras, dukungan penuh,<br />

dan penilaian moderat atas paket kebijakan<br />

ini menjadi keniscayaan di negara<br />

demokrasi. Kita tunggu saja efeknya beberapa<br />

bulan ke depan. [PARLE]<br />

EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!