EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI
m-130-2015
m-130-2015
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
pernik<br />
Seorang anak suku<br />
Sasak mendampingi<br />
ibunya menenun<br />
DI LOMBOK ANAK DIAJARI<br />
TENUN SEJAK USIA BALITA<br />
Ada adat istiadat menarik suku Sasak di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) yang<br />
hingga masih kuat dipertahankan. Yaitu seorang gadis akan dites lebih dulu sebelum<br />
memasuki jenjang pernikahan. Bukan tes keperawanan, melainkan tes apakah sudah<br />
mampu membuat kain tenun atau tidak.<br />
Apabila belum mampu membuat satu lembar<br />
kain tenun songket maka tidak akan<br />
di izinkan untuk menikah. Itulah prinsip<br />
dasar keluarga di Pulau Lombok. Kemampuan<br />
menenun ini dimaksudkan, pada saat suaminya<br />
tidak mampu menafkahi maka sang isterilah<br />
yang harus membantu untuk mencukupi perekonomian<br />
keluarga dan anak-anaknya kelak.<br />
Karena itulah, proses diajarkan untuk membuat<br />
kain tenun ini dilakukan sejak anak-anak masih<br />
balita, diberikan ilmu pengetahuan tentang alatalatnya,<br />
benang-benangnya termasuk cara membuatnya<br />
sampai siap berumur 7-8 tahun mereka<br />
diajari membuat kain tenun yang simple dan polos.<br />
Setelah beranjak remaja, mulai diajarkan untuk<br />
membuat motif kain yang paling sulit yaitu motif<br />
tenun songket Subhanalo. Kata Subhanalo diambil<br />
dari kata Subhanallah, karena susah sekali membuat<br />
tenunannya jadilah tenun Subhanallah.<br />
“Saking sulitnya kain tenunan tersebut prosesnya<br />
bisa memakan waktu sampai tiga bulan,<br />
dan hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan<br />
72 EDISI 130 TH. XLV, 2015