26.04.2013 Views

bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization

bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization

bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

negeri dengan standar gaji yang lebih tinggi menjadi daya tarik tersendiri. Ini juga berlaku bagi<br />

para perempuan dari daerah Desa Pandensari dan Desa Urek-Urek, Kabupaten Malang.<br />

III. III. Motivasi Motivasi Buruh Buruh Migran Migran Perempuan Perempuan Asal Asal Bojonegoro<br />

Bojonegoro<br />

Tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga, lagi-lagi, adalah faktor pendorong utama bagi perempuan<br />

asal Bojonegoro untuk mencari kerja di luar negeri. Penghasilan yang jauh dari cukup untuk<br />

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari membuat para perempuan ini rela bekerja sangat jauh<br />

dari kampung halaman.<br />

Latar belakang perekonomian para perempuan Bojonegoro yang menjadi buruh migran ini cukup<br />

beragam. Ada yang suaminya bekerja sebagai buruh tani. Ada yang menjadi tulang punggung<br />

keluarga untuk membiayai orangtua yang sakit dan membantu biaya sekolah adik-adik. Ada<br />

juga perempuan yang ingin bekerja ke luar negeri karena frustasi lantaran tidak juga mendapatkan<br />

pekerjaan di desa.<br />

Seorang Informan perempuan, sebut saja bernama Khy, menceritakan alasannya menjadi buruh<br />

migran perempuan,<br />

Bapak sakit-sakitan, terus bagaimana lagi, merasakan gimana kebutuhan orang tua, terus adik<br />

adik ya butuh sekolah, aku anak pertama ingin membantu. Ibu ya cuma bisa apa ya, masak,<br />

bapak di sawah tapi gimana ya, bapak sayakan sakit-sakitan sudah lama.<br />

Keinginan memperbaiki perekonomian keluarga adalah alasan utama para perempuan asal<br />

Bojonegoro mencari pekerjaan di luar negeri. Tih, misalnya, menjelaskan posisinya sebagai<br />

seorang istri yang juga diharapkan ikut membantu suaminya mengangkat derajat kehidupan<br />

perekonomian keluarga,<br />

Saya ya ibu rumah tangga, anak saya dua. Laki-laki dan perempuan, umurnya 5 tahun dan 4,5<br />

tahun, suami saya tani biasa, saya akan pergi itu niku cita-cita saya untuk beli tanah dan<br />

sawah. Bantu suami juga ya, kalau ndak gitu, ya gak bisa keluarga saya itu….Pengen saya itu<br />

punya sawah, tanah buat anak sekolah.<br />

Sayang, motivasi kuat perempuan Bojonegoro menjadi buruh migran tidak diikuti dengan<br />

pengetahuan dan pendidikan yang cukup tinggi. Rata-rata buruh migran perempuan asal<br />

Bojonegoro hanyalah tamatan sekolah dasar. Mereka berasal dari keluarga dengan anak banyak,<br />

lebih dari dua orang.<br />

Para perempuan Bojonegoro yang pergi ke luar negeri, tidak sebatas pada gadis yang belum<br />

menikah saja. Perempuan yang sudah menikah dan mempunyai anak, dengan alasan membantu<br />

suami mencari tambahaan penghasilan, juga pergi ke luar negeri untuk bekerja. Sebuah potret<br />

tentang betapa besar tanggung jawab yang dibebankan pada pundak perempuan-perempuan<br />

Bojonegoro.<br />

Kondisi di atas akhirnya juga mempengaruhi pemilihan negara tujuan bekerja. Pada umumnya<br />

perempuan asal Bojonegoro lebih memilih negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura,<br />

atau Malaysia sebagai negara tujuan bekerja. Ini berbeda dengan pilihan para perempuan di<br />

Sumenep atau di Malang.<br />

Mari kita ikuti penjelasan Utr yang sudah menikah dan mempunyai seorang anak berusia sekitar<br />

4 tahun. Dia memilih Malaysia sebagai negara tujuan bekerja,<br />

31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!