bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Bergantung pada Tali Rapuh<br />
Risiko muncul saat mereka berhadapan dengan para calo dan jaringannya yang berbeda jenis<br />
kelamin. Mereka rentan diperkosa, diperas, dibujuk rayu untuk memuaskan hasrat seksual, dan<br />
sebagainya. Selama perjalanan yang mereka tempuh dari kampung halaman hingga naik pesawat<br />
ke negara tujuan, nyaris tidak ada jaminan keamanan diri.<br />
Jalur ilegal atau tidak berdokumen dengan menggunakan visa umroh membuat mereka tidak<br />
mendapat perlindungan hukum. Saat orang-orang disekitar memperlakukan mereka dengan<br />
sewenang-wenang, sang buruh tak memiliki pelindung. Seringkali di mata calo mereka dianggap<br />
sebagai komoditi yang akan dijual kepada majikan di luar negeri.<br />
Saat buruh migran sampai di Madinah, mereka kembali menetap sementara di penampungan.<br />
Memang, di penampungan ada pembedaan ruangan antara buruh migran laki-laki dan<br />
perempuan. Namun, risiko yang dihadapi di penampungan juga tidak lebih ringan.<br />
Ais mantan buruh migran menuturkan,<br />
50<br />
Kalau laki-laki tidur di lantai bawah, perempuan tidur di lantai atas, sebab kalau orang<br />
perempuan kata orang Arab disebut Mamnu’ (dilarang) takutnya nanti ada sesuatu yang tidak<br />
diinginkan. Jadi emang dipisah laki-laki sama kita yang perempuan. Kalau yang udah nikah,<br />
juga dipisah. Meski di satu ruangan yang udah nikah, tapi yang suami dipisahkan dengan istri.<br />
Itu satu ruangan tapi dikasi batasan, kayak ada apa ya, itu batas pemisah, kayak tembok...<br />
tabir pemisah antara suami dan istri. Suami kan laki-laki. Istri kan perempuan. Iya. Satu ruang<br />
besar terdiri dari beberapa pasangan yang hanya dipisahkan atau disekat tabir.<br />
Pemisahan ruangan di penampungan bukan jaminan buruh migran perempuan terbebas dari<br />
risiko mempunyai hubungan seksual atau perilaku lainnya yang bisa menularkan HIV. Ada agen<br />
dan calo, bahkan ada orang-orang asing, yang bersinggungan dengan keseharian buruh migran<br />
perempuan selama berada di penampungan. Suasana ini kerap membuat mereka berada pada<br />
posisi terpojok akan pelecehan hak-haknya.<br />
Ais membagi pengalamannya di penampungan,<br />
Ada memang, orang asing gitu....takut juga waktu itu, kita gak kenal, tapi dia berhubungan<br />
sama kita. Siapa dia? Ya saya tak tahu. Apa dia orang baik atau ngga, gitu ya. Waktu itu saya<br />
pasrah aja sama Allah. Ya, gimana, saya kesana baik niat saya itu. Emang ngga diapa-apain,<br />
tapi saya takut juga... Untung saya gak diapa-apain... akh.<br />
Kondisi penampungan di Madinah, menurut Ais, sangat asing sehingga membuat dia merasa<br />
rentan diperlakukan sewenang-wenang. Meskipun bangunan penampungan diberi batas antara<br />
ruang laki-laki dan perempuan, tetapi ketakutan akan terjadi pelecehan seksual sempat<br />
menghantuinya.<br />
Buruh migran perempuan pun harus menghadapi situasi baru lingkungan sosial masyarakat negara<br />
setempat. Sebuah aturan unik, misalnya, diungkapkan oleh seorang informan. Pemerintah Arab<br />
Saudi melarang pekerja asing membuka ‘tagha’ atau jendela kamarnya. Sebenarnya peraturan<br />
ini dibuat pemerintah setempat untuk mencegah adanya pelecehan seksual terhadap perempuan<br />
atau tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam. Namun, pada sisi<br />
lain, selalu tertutupnya jendela kamar tentu dirasakan kurang nyaman.<br />
Menurut sejumlah informan, suasana baru dan teman-teman baru juga menciptakan pola<br />
pergaulan yang beragam. Pergaulan terjadi di antara mereka, baik dengan laki-laki Arab atau<br />
laki-laki sesama buruh migran lainnya. Mereka berjumpa saat perayaan-perayaan massal seperti<br />
peringatan maulid, pernikahan, atau acara-acara yang melibatkan masyarakat luas lainnya.