bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kata Pengantar<br />
Solidaritas Perempuan<br />
Jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) telah meningkat dengan tajam dewasa ini. Dari kurang<br />
dari 90,000 pada tahun 1995 menjadi 474,310 di tahun 2005. Proyeksi Pemerintah Indonesia<br />
pada 2005-2009 akan mengirim hingga 6 Juta (1,25 juta/tahun) BMI, dengan penambahan negara<br />
tujuan dari 16 menjadi 25 negara. Sejalan dengan itu jumlah penerimaan devisa pemerintah<br />
Indonesia dari BMI juga meningkat. Dari 1,31 Miliar US Dolar pada tahun 2000 menjadi 2,7 Miliar<br />
US Dolar pada tahun 2005. Pada tahun 2006 pemerintah menargetkan menerima devisa dari<br />
remiten BMI senilai 5 Miliar US Dolar.<br />
Namun demikian, perlindungan terhadap terpenuhinya hak-hak buruh migran telah diabaikan<br />
bertahun-tahun. Political will pemerintah untuk meningkatkan devisa dari remitens buruh migran<br />
tidak disertai dengan keinginan kuat perlindungan hak-hak mereka. Kasus pelanggaran HAM<br />
buruh migran terserak pada liputan berbagai media massa di dalam dan di luar negeri, pada<br />
laporan organisasi pemerhati buruh migran, hingga laporan polisi di berbagai daerah asal buruh<br />
migran maupun di wilayah transit kerberangkatan seperti Jakarta, Batam, Kalimantan Timur, dsb.<br />
Salah satu problem penting- namun kurang mendapat perhatian pemerintah migran adalah<br />
kerentanan buruh migran terhadap HIV/AIDS. Hasil penelitian Solidaritas Perempuan tahun 2004<br />
mengenai Kerentanan Buruh Migran terhadap HIV/AIDS di Karawang (Jawa Barat), Salatiga (Jawa<br />
Tengah) dan Sumenep (Jawa Timur) menunjukkan bahwa buruh migran rentan tehadap HIV/<br />
AIDS di setiap tahap migrasi sejak tahap Sebelum Keberangkatan (Pre- Departure), di tempat<br />
Kerja (Post Arrival) dan Kepulangan (Reintegration) 1 . Dari riset tersebut juga terlihat bahwa<br />
kerentanan buruh migran terhadap HIV/AIDS antara lain terkait dengan lemahnya perlindungan<br />
negara, lemahnya posisi tawar buruh migran (yang sebagian besar adalah perempuan), dan<br />
kurangnya pengetahuan mereka mengenai HIV/AIDS dan kenyataan migrasi.<br />
Situasi ini menjadi salah satu pendorong Solidaritas Perempuan (SP) bekerjasama dengan ILO<br />
(<strong>International</strong> <strong>Labour</strong> <strong>Organization</strong>) - Jakarta untuk merancang serta melaksanakan program<br />
pendidikan dan peningkatan pemahaman buruh migran perempuan mengenai HIV/AIDS pada<br />
tahun 2006. Sebagai tahap awal program tersebut, dilakukan penelitian mengenai Pengetahuan<br />
Buruh Migran Perempuan mengenai HIV/AIDS di tiga daerah asal buruh migran di Jawa Timur<br />
(Malang, Sumenep, dan Bojonegoro). Riset bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai<br />
pengetahuan buruh migran (calon, mantan, dan anggota keluarganya) mengenai HIV/AIDS.<br />
Penelitian ini menjadi menjadi acuan bagi tahap pengembangan program selanjutnya yaitu<br />
1 Bekerjasama dengan Solidaritas Buruh Migran Karawang (SBMK), Solidaritas Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa<br />
Timur region Madura, dan Sekretariat Pemberdayaan Buruh Migran (SPKBM) Salatiga.<br />
5