bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Bergantung pada Tali Rapuh<br />
Sampai di bandara, semua dokumen pribadi calon buruh, seperti paspor dan visa masih berada<br />
di tangan calo. Dokumen itu berpindah tangan sebentar saat mereka akan naik pesawat.<br />
Penyerahan dokumen itu hanya untuk kepentingan transit di negara lain dan saat pemeriksaan<br />
oleh pihak imigrasi di negara tujuan. Setelah itu dokumen kembali lagi ke tangan calo.<br />
Hym menuturkan proses keberangkatannya hingga di Arab Saudi,<br />
38<br />
Paspor bukan saya yang megang, sponsornya yang bawa. …gak, cuma nanti kalau turun<br />
dimana, itu nanti dikasih. Misalkan sampai di airport itu saya megang.<br />
Para buruh migran perempuan ini sebenarnya sudah mengetahui, visa umroh berbeda dengan<br />
paspor khusus untuk bekerja. Mereka juga menyadari bahwa risiko penggunaan visa umroh untuk<br />
bekerja di luar negeri bisa menyulitkan mereka. Beberapa informan bahkan tahu pasti bahwa<br />
visa umroh hanya berlaku tiga bulan saja.<br />
Hym menyebut risiko penggunaan visa umroh untuk bekerja,<br />
Gak tahu, saya cuma denger-denger. Yang saya tahu itu kalau (visa- Red) umroh itukan ilegal,<br />
harusnya beberapa bulan masa berlaku visanya sudah habis jadi harus pulang lagi. Cuma tiga<br />
bulan, terus kita harus pulang, nggak boleh kerja. Cuma karena umroh itu dibikin bisnis sama<br />
sponsor, jadi menetap di sana kita bisa. Memang harus hati-hati sendiri, bisa jadi buronan....<br />
Saya tahu itu jadi buron..<br />
Masalahnya, kembali lagi soal biaya. Jalur umroh ongkosnya relatif murah dibandingkan proses<br />
legal pengurusan visa kerja melalui jasa PJTKI.<br />
Calon buruh cukup membayar uang muka antara Rp 200.000 hingga Rp 250.000.<br />
Sisanya ? Tetap harus dibayar. Caranyanya selama bekerja dipangkas untuk menutup hutang<br />
kepada sponsor. Hutang yang harus mereka bayar berkisar 1000 real sampai 1500 real. Ais,<br />
misalnya, setelah membayar uang muka mengaku masih punya hutang 1500 real yang harus<br />
lunas terbayar selama dia bekerja di Arab Saudi.<br />
Risiko bekerja ke luar negeri dengan jalur ilegal atau tidak berdokumen ternyata tidak<br />
mempengaruhi pilihan perempuan Madura. Maklum, bagi kebanyakan mereka, bekerja di Arab<br />
Saudi menjadi hal terpenting dalam hidup. Selain mencari penghasilan yang lebih menjanjikan,<br />
ini juga berarti kesempatan meningkatkan status sosial di mata masyarakat melalui umroh atau<br />
naik haji. Tuntutan ekonomi dan sosial ini pun harus dibayar perempuan-perempuan Madura<br />
dengan bekerja ke luar negeri meninggalkan suami, anak, orang tua, keluarga, dan kerabat.<br />
I.2. I.2. Tiba iba di di Negara Negara TT<br />
Tujuan TT<br />
ujuan<br />
Hari-hari pertama biasanya berlangsung indah. Kota Madinah menjadi gerbang masuk ke Arab<br />
Saudi. Mereka tidak lagi didampingi calo. Seorang agen di Arab Saudi, anggota jaringan calo,<br />
akan menjemput dan menemani mereka berziarah ke berbagai makam tokoh-tokoh Islam yang<br />
berpengaruh. Makam Sayyidinah Hamzah umpamanya. Pelesir di Madinah kemudian diikuti<br />
dengan perjalanan ke Mekah untuk menjalankan ibadah umroh. Inilah kebanggan tersendiri<br />
para buruh migran asal Madura.<br />
Usai pelesir dan ritual keagamaan, mereka selanjutnya berkumpul di penampungan di Jeddah.<br />
Bukan lagi sebagai turis tetapi sudah menjadi buruh.