bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
bergantung tali rapuh cokelat.pmd - International Labour Organization
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bergantung pada Tali Rapuh<br />
4.5. 4.5. 4.5. Situasi Situasi Rentan Rentan Saat Saat Pertemuan Pertemuan Kembali Kembali dengan<br />
dengan<br />
Pasangan asangan atau atau Suami<br />
Suami<br />
Inilah tahap yang seharusnya amat membahagiakan. Setelah berbilang tahun terpisah dari<br />
pasangan dan suami, setelah sekian lama bekerja di negeri orang, buruh migran perempuan<br />
kembali pulang. Kembali ke pelukan pasangan atau suami mereka yang telah ditinggalkan<br />
bertahun-tahun demi hari depan yang lebih cerah.<br />
Adakah ini tahapan yang pasti membahagiakan? Belum tentu. Ada risiko yang mengancam para<br />
buruh migran perempuan. Risiko yang muncul karena aktivitas seksual suami atau pasangan<br />
selama ditinggalkan si buruh migran perempuan ke luar negeri, aktivitas yang boleh jadi<br />
menyerempet bahaya dan menempatkan posisi buruh migran perempuan pada situasi rawan<br />
terinfeksi HIV/AIDS.<br />
Pengakuan kesetiaan dari mulut pasangan atau suami bisa dengan mudah didapatkan. Tapi, hal<br />
ini bisa berubah menjadi bumerang. Pengakuan yang tak sesuai kenyataan, terutama tentang<br />
aktivitas seksual berisiko, dapat menjerumuskan mantan buruh migran perempuan ke dalam<br />
posisi yang sungguh rawan tertular HIV/AIDS.<br />
Mad, 41 tahun, adalah suami seorang buruh migran perempuan asal Sumenep, Madura. Saat<br />
penelitian ini dilakukan, istrinya masih bekerja di Malaysia sejak satu tahun yang lalu. Menurut<br />
pengakuan Mad, dia selalu setia menunggu kepulangan istri. Jika merasa kesepian, menulis<br />
surat atau berkomunikasi melalui telepon dengan sang istri adalah obat rindu. Namun, selama<br />
kepergian istrinya, Mad mengaku ada saja perempuan yang membujuk rayu dirinya untuk<br />
berhubungan.<br />
Pengakuan lain disampaikan Pon, seorang laki-laki Sumenep yang ditinggalkan istrinya ke Kuwait<br />
selama empat tahun. Sebagai laki-laki, kata Pon, hasrat seksual seringkali muncul dan seringkali<br />
dia tergoda untuk melupakan kesetiaan kepada sang istri. Selain sebagai tukang ojek, Pon juga<br />
bekerja menjadi sponsor perempuan desa yang ingin bekerja ke luar negeri. Nah, saat bersama<br />
perempuan yang akan ia berangkatkan ke Jakarta, godaan melampiaskan hasrat seksual terkadang<br />
melintas di kepalanya.<br />
Pon bercerita,<br />
60<br />
Saya itu manusia normal, ditinggal istri ke luar negeri. Kalau keinginan ber-seksual itu pasti<br />
ada. Siapa laki-laki normal gak suka seks. Wuh... bisa saja. Orang yang pergi ke Arab Saudi itu<br />
kan yang cantik-cantik. Bisa kan kita namanya sponsor, bisa nyikat (berhubungan seksual)<br />
kalau pikiran kita gak waras.<br />
Pon mengaku punya cara mujarab mengusir rindu bermesraan dengan istrinya, yakni dengan<br />
berkumpul bersama teman-temanya di warung sekitar rumah. Biasanya, Pon dan teman-teman<br />
menghabiskan malam dengan bermain kartu domino, mengobrol, minum kopi, atau bermain<br />
badminton.<br />
Lain Pon, lain pula Adi yang bekerja di pabrik elektronik di Bojonegoro. Kerinduan terhadap istri<br />
yang sudah tujuh bulan bekerja di Hong Kong nyaris tak tertahankan. Adi sudah meminta istrinya<br />
segera pulang ke tanah air. Kepada sang istri, Adi berterus-terang bahwa permintaannya<br />
dilontarkan lantaran dirinya sudah kesulitan menahan hasrat seksual yang tidak terlampiaskan.