modul pembelajaran seni rupa.pdf - Staff UNY - Universitas Negeri ...
modul pembelajaran seni rupa.pdf - Staff UNY - Universitas Negeri ...
modul pembelajaran seni rupa.pdf - Staff UNY - Universitas Negeri ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Belanda untuk merencanakan pelajaran kerajinan tangan di sekolah, dan sejak tahun 1926<br />
pelajaran kerajinan tangan mulai diajarkan di sekolah guru (HIK dan Normaalschool). Beberapa<br />
tahun berikutnya para lulusan sekolah ini telah mengajarkan mata pelajaran tersebut di sekolah-<br />
sekolah. R. Adolf membagi pelajaran kerajinan tangan menjadi tiga jenis: (1) kerajinan tangan<br />
pedagogis, yang berfungsi membantu mata pelajaran lain, (2) kerajinan tangan social, termasuk<br />
membersihkan sekolah dan berkebun, (3) kerajinan tangan sebagai mata pelajaran khusus<br />
yang berdiri sendiri.<br />
Tokoh bangsa Indonesia yang merintis pendidikan <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong> adalah Ki Hajar Dewantara<br />
dan Moh. Syafei. Mereka mendirikan sekolah sendiri, Ki Hajar Dewantoro mendirikan sekolah<br />
Taman Siswa di Yogyakarta, dan Moh. Syafei mendirikan INS di Kayutaman, Sumatera Barat.<br />
Di kedua sekolah tersebut telah diperhatikan pelajaran ekspresi, termasuk <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong>.<br />
Pendidikan <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong>, dalam pengertian pendidikan moderen, mulai dilaksanakan sejak<br />
munculnya kurikulum 1975, yang didasarkan pada konsep pendidikan melalui <strong>seni</strong> atau <strong>seni</strong><br />
sebagai alat pendidikan. Sesuai dengan konsep ini, pendidikan <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong> me<strong>rupa</strong>kan mata<br />
pelajaran umum, yang diberikan kepada semua siswa baik di sekolah dasar hingga sekolah<br />
menengah. Pendidikan <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong> me<strong>rupa</strong>kan pembaharuan kurikulum sebelumnya yang lebih<br />
menekankan keterampilan.<br />
Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, terjadi perubahan paradigma pendidikan<br />
dengan munculnya menjadi kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum tahun tahun 2004,<br />
yang masih dilaksanakan secara terbatas. Kurikulum sebelumnya me<strong>rupa</strong>kan kurikulum<br />
berbasis isi, dengan garis-garis besar program pengajaran (GBPP) yang berisi pokok-pokok<br />
bahasan materi pelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi berisi standar kompetensi dan<br />
kompetensi dasar. Kurikulum 2004 kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum 2006, yang<br />
didasarkan pada Standar Isi yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).<br />
Kurikulum baru ini selanjutnya dikenal sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).<br />
B. Pendidikan Seni Rupa dalam KTSP<br />
Dalam KTSP, pendidikan <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong> menjadi bagian dari mata pelajaran Seni Budaya<br />
untuk SMP/MTs dan SMA/MA, dan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI.<br />
Baik di SD/MI, SMP/MTs, maupun di SMA/MA mata pelajaran <strong>seni</strong> budaya diberi alokasi waktu<br />
dua jam pelajaran. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup <strong>seni</strong> <strong>rupa</strong>, <strong>seni</strong> musik, <strong>seni</strong> tari, dan<br />
<strong>seni</strong> teater.