14.06.2013 Views

sirkulasi udara di atmosfer

sirkulasi udara di atmosfer

sirkulasi udara di atmosfer

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

3. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial atau estuaria berstratifikasi moderat.<br />

Paling umum <strong>di</strong>jumpai, biasanya aliran air tawar seimbang dengan masuknya air<br />

laut lewat arus pasang. Percampuran air teruatama oleh karena adanya aksi<br />

pasang surut secara terus-menerus, dan akan tercipta pola lapisan air dan massa<br />

air yang kompleks.<br />

Variasi salinitas <strong>di</strong> daerah estuaria menentukan kehidupan organisme laut/payau.<br />

Hewan-hewan yang hidup <strong>di</strong> perairan payau (salinitas 0,5 - 30¡ë), hipersaline (salinitas<br />

40 - 80¡ë), atau air garam (salinitas > 80¡ë), biasanya mempunyai toleransi terhadap<br />

kisaran salinitas yang lebih besar <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan dengan organisme yang hidup <strong>di</strong> air laut<br />

atau air tawar. Organisme yang dapat tahan terhadap konsentrasi garam mulai dari air<br />

berkristal dalam kon<strong>di</strong>si kehidupan latent (benih, spora, cysta), dan mulai dari air<br />

destilata sampai salinitas hampir mencapai 300¡ë dalam kon<strong>di</strong>si kehidupan yang aktif.<br />

Terdapat beberapa spesies yang dapat bertahan hidup pada salinitas <strong>di</strong> atas<br />

200¡ë seperti brine shrimp, Artemia salina dan larva <strong>di</strong>pteran, Ephydra. Pada estuaria<br />

Laguna Madre, terdapat paling se<strong>di</strong>kit 25 spesies hewan yang tahan pada salinitas<br />

sekitar 75 - 80¡ë. Beberapa <strong>di</strong>antara spesies tersebut seperti Nemopsis bacheri, Acartia<br />

tonsa, Balanus eburneus, dan beberapa jenis ikan juga <strong>di</strong>jumpai pada salinitas serendah<br />

15 ¡ë.<br />

Hewan-hewan yang toleran pada kisaran salinitas yang luas <strong>di</strong>sebut euryhaline,<br />

sedangkan yang toleran pada kisaran salinitas yang sempit <strong>di</strong>sebut stenohaline.<br />

Pengaruh salinitas terhadap organisme dapat terja<strong>di</strong> melalui perubahan-perubahan total<br />

osmocon-sentration, relatif proporsi kandungan garam, koefisien absorpsi dan<br />

saturation gas-gas terlarut, densitas dan viskositas, dan kemungkinan juga melalui<br />

absorpsi ra<strong>di</strong>asi, transmisi suara, dan konduktivitas listrik.<br />

Jumlah spesies organisme yang men<strong>di</strong>ami estuaria jauh lebih se<strong>di</strong>kit jika<br />

<strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan dengan organisme yang hidup <strong>di</strong> perairan tawar dan laut. Se<strong>di</strong>kitnya<br />

jumlah spesies ini terutama <strong>di</strong>sebabkan oleh fluktuasi kon<strong>di</strong>si lingkungan, sehingga<br />

hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup <strong>di</strong><br />

estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora.<br />

Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh<br />

mendominasi. Rendahnya produktivitas primer <strong>di</strong> kolom air, se<strong>di</strong>kitnya herbivora dan<br />

terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada<br />

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!