sirkulasi udara di atmosfer
sirkulasi udara di atmosfer
sirkulasi udara di atmosfer
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa,<br />
Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut <strong>di</strong>sekitar kepulauan Riau.<br />
3. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki<br />
kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat<br />
<strong>di</strong>tembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak<br />
sebanyak yang terdapat <strong>di</strong> zona meritic.<br />
4. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang<br />
memiliki kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat<br />
<strong>di</strong>ngin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup <strong>di</strong><br />
wilayah ini sangat terbatas.<br />
Gambar B.2 Pembagian Zone Pesisir Berdasarkan Kedalamannya<br />
C. Proses yang Terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> Wilayah Pesisir<br />
Daerah pesisir merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan,<br />
karena daerah tersebut menja<strong>di</strong> tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu berasal<br />
dari daratan dan lautan. Perubahan lingkungan pesisir dapat terja<strong>di</strong> secara lambat<br />
hingga sangat cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan<br />
sifat-sifatnya dengan gelombang, pasang surut dan angin. Perubahan pesisir<br />
terja<strong>di</strong> apabila proses geomorfologi yang terja<strong>di</strong> pada suatu segmen pesisir<br />
melebihi proses yang biasa terja<strong>di</strong>. Perubahan proses geomorfologi tersebut<br />
sebagai akibat dari sejumlah faktor lingkungan seperti faktor geologi,<br />
geomorfologi, iklim, biotik, pasang surut, gelombang, arus laut, dan salinitas<br />
(Sutikno, 1993 dalam Johanson D. Putinella, 2002). Iklim mempengaruhi