Laporan Akhir - RarePlanet
Laporan Akhir - RarePlanet
Laporan Akhir - RarePlanet
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dokumen<br />
perubahan status kawasan habitat Orangutan<br />
di Sungai Lesan, Kecamatan Kelai, Kabupaten<br />
Berau.<br />
Surat BAPPEDA Prop. Kaltim No.<br />
522/651/B.PSDA & PW/Bapp tanggal 1<br />
September 2005 tentang Advis Teknis<br />
Surat Dinas Kehutanan Prop. Kaltim No.<br />
522.21/5634/DK-VIII/2005 tanggal 18 Oktober<br />
2005 tentang Ralat<br />
Surat Gubernur No. 521/9038/EK yang<br />
ditujukan kepada Menteri Kehutanan R I<br />
tanggal 10 November 2005 mengenai<br />
Perubahan Kawasan seluas 11.342,61 Ha<br />
Diskripsi<br />
Luas area Hutan Sungai Lesan yang<br />
direkomendasikan oleh BAPPEDA Prop. Kaltim<br />
menjadi Kawasan Lindung perlindungan habitat<br />
Orangutan adalah 12.344,284 hektar.<br />
Luas area Hutan Sungai Lesan yang<br />
direkomendasikan oleh Dinas Kehutanan Prop.<br />
Kaltim menjadi Kawasan Lindung perlindungan<br />
habitat Orangutan adalah 11.342,61 hektar. Selain<br />
itu terdapat 885,45 yang merupakan konsesi<br />
IUPHHKT PT. Belantara Pusaka yang bisa<br />
dijadikan Kawasan Lindung dengan catatan ada<br />
persetujuan dari PT Belantara Pusaka.<br />
Rekomendasi untuk Perubahan Kawasan seluas<br />
11.342,61 Ha menjadi Kawasan Perlindungan<br />
Habitat Orangutan dengan status Hutan Lindung.<br />
1.5.4 Potensi Ekonomi Kawasan<br />
Kawasan Lindung Sungai Lesan mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai daerah<br />
tangkapan air untuk pengendalian erosi dan banjir di daerah bawahnya seperti kota<br />
Tanjung Redeb yang menjadi jantung perekonomian dan ibukota pemerintahan<br />
Kabupaten Berau. Selain itu adanya potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi<br />
dan beberapa diantaranya termasuk kategori langka seperti orangutan menjadikan<br />
wilayah ini perlu dilindungi agar keanekaragaman hayati tersebut dapat dilestarikan.<br />
Di sisi lain, Kawasan Lindung Sungai Lesan selain dituntut untuk mampu menjalankan<br />
fungsi ekologisnya tersebut, juga dituntut untuk mampu menjalankan fungsi sosial<br />
ekonomi karena selama ini masyarakat sekitar sudah memanfaatkan hutan sebagai<br />
sumber pangan, obat-obatan dan sumber pendapatan mereka. Oleh karenanya<br />
pelestarian Kawasan Lindung Sungai Lesan harus dilakukan dengan mengkombinasikan<br />
pengembangan fungsi ekologis kawasan dengan fungsi sosial ekonominya.<br />
Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk mendukung aspek sosial ekonomi hutan<br />
antara lain adalah:<br />
a) Pengelolaan Hasil Hutan secara lestari<br />
Pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat antara lain berupa; perburuan, bahan<br />
pangan, bahan obat tradisional, bahan kerajinan dan papan. Kegiatan perburuan ini lebih<br />
banyak dilakukan oleh kampung yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat Dayak<br />
seperti kampung Lesan Dayak dan Merapun. Babi hutan dan monyet sering diburu<br />
karena mereka juga merupakan hama tanaman pertanian masyarakat.<br />
Tanaman sumber pangan yang dihasilkan dari hutan antara lain berupa buah-buahan dan<br />
madu. Produk buah-buahan dan madu ini sebagian dikonsumsi dan sebagian dijual.<br />
Bahan kerajinan yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat selama ini antara lain rotan.<br />
Rotan ini diperlukan untuk membuat anyaman dan berbagai barang kerajinan lainnya.<br />
16