download - KontraS
download - KontraS
download - KontraS
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
JEJAK SANG PEJUANG<br />
sudah dijalani (301 hari), Indra akan bebas sekitar dua bulan<br />
lagi.<br />
Meskipun demikian, Indra tidak puas dengan putusan itu. Ia<br />
menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.<br />
“Saya banding. Insya Allah, saya tidak bersalah, “ ujar Indra.<br />
Majelis hakim yang dipimpin Heru Pramono dengan hakim<br />
anggota Makassau dan Iva Sudewi menyatakan Indra terbukti<br />
bersalah membantu pembunuhan berencana.<br />
Ia membantu dengan menerbitkan surat penempatan Polly ke<br />
Bagian Corporate Security. Penempatan Polly ke Bagian Corporate<br />
Security dilakukan setelah Indra menerima surat resmi dari BIN<br />
yang ditandatangani Wakil Kepala BIN. Meski surat tersebut<br />
hilang, keberadaannya diperkuat oleh keterangan saksi Budi<br />
Santoso, personel BIN yang diminta mengoreksi konsep surat<br />
yang dibuat Pollycarpus.<br />
Dalam pertimbangannya, majelis hakim berpendapat, Indra<br />
seharusnya mengonfirmasikan isi surat tersebut ke BIN dan<br />
meminta penjelasan kepada BIN sebelum memenuhi permintaan<br />
tersebut, tetapi hal itu tidak dilakukan. Hakim juga menilai<br />
langkah Indra tidak tepat karena tidak membicarakan hal itu<br />
dengan atasan langsung Pollycarpus, Kapten Kamal F Sembiring,<br />
dan Manajer Corporate Security Ramelgia Anwar.<br />
“Terdakwa dianggap telah mengetahui maksud penempatan<br />
Polly ke Bagian Corporate Security. Apalagi, juga diakui di dalam<br />
pembelaan terdakwa bahwa ia memperkirakan BIN memiliki<br />
misi intelijen, “ ujarnya. Indra Setiawan, seharusnya<br />
mempertimbangkan perlu atau tidaknya permintaan tersebut<br />
dikabulkan. Dengan demikian, surat tugas yang dikeluarkannya<br />
pada 11 Agustus 2004 itu tidak digunakan untuk melakukan<br />
kejahatan.<br />
Dalam putusannya, majelis hakim juga mempertimbangkan<br />
posisi terdakwa yang berada di simpang jalan, yakni di satu sisi<br />
terdakwa terbukti melakukan tindak pidana pembantuan, tetapi<br />
sisi lain Indra adalah korban konspirasi tingkat tinggi.<br />
“Meskipun terdakwa mengetahui, tetapi tidak tergapai oleh daya<br />
apalagi pemikiran terdakwa yang sederhana dan lugu, “ kata<br />
Heru.<br />
Seusai persidangan, pengacara Indra, Antawirya, mengatakan<br />
pihaknya tidak dapat menerima putusan tersebut. Ia menilai<br />
dakwaan jaksa tidak terbukti. “Bagaimana dia tahu bahwa itu<br />
tugas dari BIN. Yang ia tahu kan bahwa surat BIN itu untuk<br />
melindungi demi menjalankan tugas keamanan. Ya dijalankan.<br />
Kenapa waktu menjalankan tugas dari BIN dalam rangka<br />
keamanan ia harus dipersalahkan membantu melakukan<br />
pembunuhan. Ini kontradiksi, “ujarnya.<br />
Rohainil Aini bebas<br />
PN Jakarta pada (12/2) juga memutuskan Rochainil Aini,<br />
Secretary Chief Pilot Airbus 330 Garuda Indonesia, bebas dari<br />
tuntutan hukum. Ketua majelis hakim Makasau menyatakan<br />
Rohainil tak terbukti membantu membunuh Munir seperti<br />
dakwaan jaksa. Rohainil juga tak terbukti memalsukan surat<br />
tugas yang memungkinkan Polly berada satu pesawat dengan<br />
Munir.<br />
Dari fakta persidangan, kata Makasau, Rohainil mengeluarkan<br />
surat nota perubahan pada 6 September 2004 atas permintaan<br />
Polly. Nota itu berisi perubahan tugas penerbangan Polly<br />
dari Cina ke Singapura.<br />
Hakim menilai surat yang dikeluarkan Rohainil sudah sesuai<br />
dengan job description, sebagai sekretaris kepala pilot. Rohainil<br />
juga dianggap tak memiliki wewenang mengklarifikasi<br />
permintaan Polly itu. “Tidak ada sarana dari terdakwa untuk<br />
membunuh Munir, “ kata Eli Maryani, salah satu anggota<br />
majelis hakim. Pembuatan surat oleh terdakwa, kata Eli, tidak<br />
dapat dikategorikan pemalsuan surat. “Itu sudah sesuai<br />
dengan tugas yang diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran<br />
Rumah Tangga Garuda, “ ujarnya.<br />
Sebelumnya, jaksa menuntut Rohainil hukuman satu tahun<br />
penjara. Dia dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 340 jo<br />
Pasal 56 ayat 2 KUHP tentang membantu pembunuhan<br />
berencana dan Pasal 263 ayat 1 KUHP tentang pembuatan<br />
surat palsu.<br />
Ketua LBH Jakarta, Asfinawati, menyesalkan putusan bebas<br />
ini. Dia menilai hakim tidak mempertimbangkan kesaksian<br />
Karmel Fauza Sembiring, Chief Pilot Airbus 330 Garuda<br />
Indonesia. “Karmel bilang Rohainil tidak berwenang<br />
mengeluarkan surat itu.”<br />
Sementara Jaksa Penuntut Umum, akan mengajukan kasasi<br />
atas putusan tersebut. “Sesuai dengan aturan, kami akan<br />
pelajari dulu putusan hakim. Tapi yang jelas kami akan kasasi,<br />
“ ujar JPU Edy Saputra.<br />
Segera sidik Muchdi PR<br />
Berakhirnya sidang eks Dirut Garuda, Indra Setiawan (11/2)<br />
dan Secretary Chief of Pilot, Rohainil Aini (12/2) dalam konspirasi<br />
pembunuhan berencana terhadap Munir di PN Jakarta Pusat<br />
serta putusan PK terhadap Pollycarpus (25/1), menjadi titik<br />
awal penyidikan kepolisian ke struktur konspirasi yang lebih<br />
tinggi.<br />
Fakta-fakta persidangan ketiga pelaku tersebut dapat<br />
dijadikan jendela bagi aparat kepolisian untuk<br />
mengembangkan penyidikannya ke pejabat BIN yang<br />
disebut-sebut terkait seperti eks Deputi V BIN Muchdi PR,<br />
Wakil Kepala BIN As’ad Said Ali dan eks Kepala BIN<br />
Hendropriyono.<br />
Khusus yang menyangkut keterlibatan Muchdi, KASUM<br />
mencatat, bahwa dalam persidangan yang digelar beberapa<br />
waktu lalu telah membuka mata publik bahwa ia terlibat<br />
dalam perencanaan. Fakta itu terungkap dari berbagai<br />
kesaksian baik itu Indra Setiawan, Direktur 5.1. BIN Budi<br />
Santoso dan kesaksian agen BIN Raden Padma Anwar alias<br />
Ucok alias Empe. (lihat tabel).<br />
Atas dasar fakta-fakta yang terungkap diatas maka KASUM<br />
menilai bahwa sudah saatnya eks Deputi V BIN, Muchdi<br />
ditangkap, ditahan dan dijadikan tersangka dalam kasus<br />
pembunuhan Munir. Selain karena ia terlibat turut serta<br />
16<br />
Berita Kontras No.01/I-II/2008