fenomena politik lokal terkait formulasi kebijakan kebun K2I dapat dilihat tabel berikut ini: Tabel 2. Matrik Aktor,Kepent ingan, Basis Dukungan,dan Arena Kebijakan. Elemen Aktor Kepentingan Arena Jaringan Siasat-siasat Kelp yg dirugi kan Kelompok Pendukung/ diuntungkan Aktor Rezim 1998- 2003 Aktor Rezim 2003- 2008 ‖Devisa‖ PAD ‖Devisa‖ dan PAD Birokrasi, DPR,DPRD Paarpol, DewanPakar Daerah Birokrasi pusat-daerah Parpol,Koni, Lembaga adat Birokrasi, Parpol,Kelompok Sosial,akademisi Pengusaha sawit Birokrasi,Pers lokal,Perusahaan, Kebudayaan,seni Olah raga,Gapensi, APSI,hub. Malaysia Sumber: Data wawancara,FGD,dokumentasi, 2010 Negosiasi ke Pusat,DPR,LSM, Tokoh masy. lokal Merangkul Tokoh lokal,perusahaan Tokohpers, melakukan Acara nasional dan internasional, Menerima gelargelartradisional, Membuat adat Masy.adat, Tab, Jikalahari, Walhi Masy.adat, LSMlingku ngan,Walhi WWF,Jika Lahari, PPLH, Tab, Lembaga Adat, DPRD Birokrasi,DPD, Partai,militer, DPD,Toma, Gaki Birokrasi Parpol, PBS/PBN, Birokrasi,PWI, Tokoh lokal, Gapensi, sejumlah aktor Pusat,Pemda Inhil,Rohul,Siak Rohil,P.Baru Dalam kasus perkebunan kelapa sawit K2I, para aktor utama birokrasi lokal, polit isi, dan pengusaha masing-masing memperjuangkan kepentingannya, birokrat menjadikan kelapa sawit sebagai basis materil dalam mempertahankan dan mencapai kekuasaan lokal. Para politisi lokal memanfaatkan para pengusaha nasional dan internasional sebagai motor penggerak untuk mengontrol modal, perizinan, dan sumberdaya politik yang lebih efisien. Kemudian, para pengusaha perkebunan melakukan tindakan-tindakan dalam rangka mengontrol struktur produksi kebun yang dikuasai di tingkat lokal. Preferensi Aktor Dalam Merumuskan Kebijakan. PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
Selama penyusunan Kebijakan K2I, sudah dua kali pergantian kepala Disbun Riau. Saling lempar tanggungjawab tidak hanya antara Kepala Dinas (Kadis) lama dan baru. Tetapi terjadi juga antara Kadis dan Wakadisbun yang membidangi kebun K2I. Selain itu, hampir semua fraksi di DPRD Riau mempersoalankan kinerja Kebun K2I dalam paripurna pertanggungjawaban penggunaan APBD 2006. Dalam situasi itulah interaksi para aktor yang terlibat kebijakan perkebunan kelapa sawit berkembang dan kemudian mewarnai perpolitikan Riau. Menurut informan, bahwa para birokrat di lingkungan pemerintah provinsi Riau dalam hal ini bersifat mendua. Secara institusional berupaya mengejar bagaimana kebijakan perkebunan memberikan kontribusi kepada APBD Riau diisatu sisi. Sebagai gambaran kontribusi perkabunan itu adalah PBB, Iuran Pembangunan Desa (IPEDES) misalnya di Kecamatan Tapung Kampar Rp.5000,- s/d Rp.6.500,-/ha., 45 % penerimaan pajak di Riau berasal dari perkebunan. Di bawah ini di gambarkan penerimaan PBB dua Desa kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hulu. Tabel 3. Gambaran Besaran PBB di Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak dan Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu 2008/2009 Kecamatan Pangkalan Besaran Pajak Jumlah Responden Luas Lahan Kerinci (ha) Desa: Bukit Agung Rp.15.121,- 13 0rang 0,4 (ladang) Rp. 34.000,- 1,8 (kebun) Rp. 7.680-Rp.20.820. Bumi 96 M2,Bangunan Rp.15.000-Rp.47.000. 36 M2 Lubuk Dalam Rp. 15.121 19 orang 0,4 (ladang) Rp. 34.000 (1,8 Kebun) Rp.7.680-Rp.20.820. Bumi 96 M2,Bangunan Rp.27.000-Rp.47.000. 36 M2 Kecamatan Kunto . Darussalam Desa Bagan Tujuh Rp.27.000,- 13 orang 0,4 (ladang) Rp.20.940-Rp.24.000,- (1,8 Kebun) Rp.47.000-Rp70.000- Bumi ,Bangunan 36 M2 PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
- Page 1 and 2:
Volume 11, Nomor 2, Juli 2011 ISSN
- Page 3 and 4:
Abdul Hamid Lab Administrasi Negara
- Page 5 and 6:
politisasi birokrasi tak terlihat k
- Page 7 and 8: memakai pemerintahan dual system, y
- Page 9 and 10: pengaruh dari suatu fenomena. Pengu
- Page 11 and 12: Sementara itu proses pilkada tetap
- Page 13 and 14: Banten menyadari bahwa hal ini meng
- Page 15 and 16: Suara 41,995 9,645 61,562 22,054 22
- Page 17 and 18: No Nama Latar Belakang 1 Asmudji Da
- Page 19 and 20: 9 Widodo Hadi Dari Kepala Dinas Pek
- Page 21 and 22: Seorang pejabat mengungkapkan bahwa
- Page 23 and 24: saling mengancam karena perbedaan c
- Page 25 and 26: aik dari pihak politisi maupun biro
- Page 27 and 28: Sunant ar a, I Gede Ar ya. 2006, R
- Page 29 and 30: transaksi semacam itu menimbulkan k
- Page 31 and 32: distributor, petugas lelang di TPI,
- Page 33 and 34: Sebagian besar program pemberdayaan
- Page 35 and 36: Pembinaan manajemen usaha, mutu dan
- Page 37 and 38: Bantuan perahu Sumber: Hasil Wawanc
- Page 39 and 40: pemberdayaan ini hanya sebatas proy
- Page 41 and 42: Bantuan sosial usaha perikanan Dana
- Page 43 and 44: usahanya yang betul-betul dibutuhka
- Page 45 and 46: sehingga sulit distandarisasikan. O
- Page 47 and 48: efektif. Disposisi juga terkait den
- Page 49 and 50: Suminar, J.R. 2007. Studi Evaluasi
- Page 51 and 52: formulasi kebijakan publik mengenai
- Page 53 and 54: Ketiga, mendiskripsikan bagaimana p
- Page 55 and 56: dan perorangan yang berhubungan den
- Page 57: Kedua,kelompok yang menolak diwakil
- Page 61 and 62: 8 BPHTB 9 Pajak air bawah tanah 10
- Page 63 and 64: muncul diklaim karena kebijakan per
- Page 65 and 66: para ilmuwan pluralis ini, pemerint
- Page 67 and 68: Dalam kasus proses formulasi kebija
- Page 69 and 70: ekonomis. Penelitian ini fokusnya p
- Page 71 and 72: kebijakan K2I dibuat dalam situasi
- Page 73 and 74: dengan kelompok-kelompok informal l
- Page 75 and 76: Pamungkas,Cahyo 2006. Membaca Dinam
- Page 77 and 78: mengakibatkan banjir maupun tanah l
- Page 79 and 80: menyusun rekomendasi yang diperluka
- Page 81 and 82: antara anggota Dewan dan fihak ekse
- Page 83 and 84: Di lapangan, Kaukus Lingkungan Hidu
- Page 85 and 86: secara otomatis suatu gagasan dan
- Page 87 and 88: utamanya yang dihadapi oleh masing-
- Page 89 and 90: proses-proses pembuatan kebijakan d
- Page 91 and 92: Kendala tidak adanya pos anggaran k
- Page 93 and 94: polit ik lingkungan hidup, mereka b
- Page 95 and 96: Terkait kiprah kaukus mewujudkan gr
- Page 97 and 98: DAFTAR RUJUKAN Alison, Abbott, 1996
- Page 99 and 100: DISPARITAS HASIL PEMBANGUNAN KABUPA
- Page 101 and 102: Hasudutan, kabupaten Phakpak Barat,
- Page 103 and 104: mengetahui perkembangan proses pemb
- Page 105 and 106: 1995-2005 Dibandingkan dengan kabup
- Page 107 and 108: Secara umum rata-rata nilai ukuran
- Page 109 and 110:
Hasil penelitian ini juga menunjukk
- Page 111 and 112:
dihitung oleh BPS bekerjsama dengan
- Page 113 and 114:
Ritonga, Syamsul Bahri, 2002, Dispa
- Page 115 and 116:
Burhanuddin. 2003:57). menunjukkan
- Page 117 and 118:
publik, maka metode pengumpulan dat
- Page 119 and 120:
penelitian menunjukkan bahwa semua
- Page 121 and 122:
kemampuan dan keterampilan teknis d
- Page 123 and 124:
Artinya, aktor mempunyai tujuan dan
- Page 125 and 126:
pemerintah dan atas kebijakan publi
- Page 127 and 128:
DAFTAR RUJUKAN Bandung Institut of
- Page 129 and 130:
Ritzer, George and Douglas J. Goodm
- Page 131 and 132:
Persoalan yang sangat menarik untuk
- Page 133 and 134:
dari faktor penghambat dan pendukun
- Page 135 and 136:
Berdasarkan wawancara dengan guru s
- Page 137 and 138:
2013 80 191,267 39,335 230,602 1,84
- Page 139 and 140:
Provinsi ke kabupaten/Kota melalui
- Page 141 and 142:
KRITERIA PRIORITAS I II III IV V 1.
- Page 143 and 144:
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor
- Page 145 and 146:
implementasi kebijakan, Sumber Daya
- Page 147 and 148:
yang sudah sertifikasi khususnya un
- Page 149 and 150:
elum mengalami perubahan performanc
- Page 151 and 152:
program sertifikasi guru belum berj
- Page 153 and 154:
Daftar Rujukan Alfian, Lsm Matta, 2
- Page 155 and 156:
PENGARUH KOMITMEN PEGAWAI DAN BUDAY
- Page 157 and 158:
Mereka menyatakan bahwa komitmen or
- Page 159 and 160:
Untuk mengetahui ada tidaknya hubun
- Page 161 and 162:
pegawai dalam melayani publik terut
- Page 163 and 164:
Komitmen yang tinggi menurut Somers
- Page 165 and 166:
DAFTAR RUJUKAN Allen, Natalie J and