Pelanggaran Hak Perempuan Adat dalam Pengelolaan Kehutanan
BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN
BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
TEMUAN<br />
17<br />
Sebelum perusahaan<br />
datang ke negeri kami,<br />
kami aman, karena<br />
masih bisa ambil ikan<br />
dengan bokor, (tinggal<br />
diciduk), juga ambil<br />
daun sagu untuk atap.<br />
Saat perusahaan kuasai<br />
jadi susah, kalo paksa<br />
mancing di laut dilarang<br />
masuk ke lokasi, kalau<br />
dapat ikan, harus<br />
kembalikan ikan ke laut,<br />
ambil kayu dapat tanda<br />
tangan (pernyataan<br />
berjanji untuk tidak<br />
ambil kayu lagi red).<br />
(DKU Region Maluku)<br />
HAM lokal yang memiliki 3 Pokja, yakni Pokja <strong>Adat</strong>,<br />
Pokja Agama, dan Pokja <strong>Perempuan</strong>. Serta Dewan<br />
<strong>Adat</strong> Papua (DAP) yang memiliki mekanisme<br />
pengambilan keputusan yang demokratis dan bersifat<br />
bottom up, yakni dimulai dari Dewan <strong>Adat</strong> Suku<br />
kemudian ke Dewan <strong>Adat</strong> Wilayah dan selanjutnya ke<br />
Dewan <strong>Adat</strong> Papua. Akan tetapi, MRP maupun DAP<br />
tidak dilibatkan <strong>dalam</strong> pengambilan kebijakan untuk<br />
peralihan penguasaan hutan dan <strong>dalam</strong> menentukan<br />
tata guna tanah dan hutan adat. Sebaliknya justru<br />
pemerintah membekukan kepengurusan DAP.<br />
Sementara, negara tidak memperhatikan dan<br />
mempergunakan jaminan perlindungan bagi MHA di<br />
pulau-pulau kecil sebagaimana diatur di <strong>dalam</strong><br />
Undang-Undang tentang Pesisir dan Pulau-Pulau<br />
Kecil <strong>dalam</strong> memberikan perizinan di bidang<br />
kehutanan, perkebunan, dan pertambangan, sehingga<br />
mengancam eksistensi MHA dan ekosistemnya.<br />
Kondisi ini terlihat jelas <strong>dalam</strong> kebijakan pemerintah<br />
di region Maluku dan Maluku Utara.<br />
2. Temuan Khusus<br />
a. Hilangnya peran perempuan sebagai penjaga<br />
pangan<br />
Kami tidak tau siapa<br />
yang menanam durian dan<br />
mangga di hutan, tapi kami<br />
biasa ambil untuk makan<br />
kami… Memungut buah-buah<br />
yang jatuh adalah kebiasaan<br />
perempuan untuk makan<br />
keluarga… sekarang sudah<br />
tidak ada lagi, sejak hutan<br />
kami rusak…<br />
(DKU Region Papua)<br />
Memungut merupakan kebiasaan khas<br />
perempuan sebagai salah satu cara untuk<br />
memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan<br />
untuk bertahan hidup. Namun memungut<br />
belum dipandang sebagai hak, akibatnya tidak<br />
ada perlindungan sama sekali kepada para<br />
pemungut. Sehingga mudah disingkirkan,<br />
dianggap tidak penting, bahkan pemungut<br />
kerap mengalami kriminalisasi.<br />
Memungut bahkan sudah menjadi kebiasaan<br />
dan budaya masyarakat Indonesia, ini dapat<br />
dilihat dari berbagai macam istilah, seperti<br />
Tremboso (Jawa): mengambil lelehan/ sisa