Pelanggaran Hak Perempuan Adat dalam Pengelolaan Kehutanan
BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN
BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
V. Rekomendasi<br />
1. Rekomendasi Umum:<br />
1) Bahwa keberadaan Indonesia itu didasari dari adanya kesatuankesatuan<br />
masyarakat hukum adat yang telah terbentuk sejak<br />
ratusan tahun lalu, hidup subsisten dari sumber-sumber daya alam<br />
yang te2rpelihara. Sehingga mengakui dan melindungi kepentingan<br />
mereka adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, menata ulang<br />
seluruh kebijakan, hukum, politik, keamanan, perlu dilakukan<br />
dengan berbasis kepada perlindungan hak-hak masyarakat hukum<br />
adat, termasuk hak-hak masyarakat hukum adat perempuan.<br />
Mengkaji ulang kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah<br />
Daerah semua izin terkait tambang, perkebunan, dan lainnya yang<br />
diberikan kepada Perusahaan terutama yang ada di kawasan hutan.<br />
Agar terjadi harmonisasi perundang-undangan <strong>dalam</strong> kaitannya<br />
dengan jaminan hak-hak masyarakat hukum adat, dan pengakuan<br />
atas kerentanan perempuan adat. Pembangunan harus dilakukan<br />
berbasis kepentingan dan kebutuhan masyarakat, dan berorientasi<br />
kepada keberlanjutan, keadilan, kedamaian, dan menjamin rasa<br />
aman warga.<br />
2) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Aparat keamanan<br />
(Kepolisian, TNI), Lembaga Peradilan menjamin pemenuhan<br />
hak-hak perempuan adat dan masyarakat adat sebagai<br />
komunitas korban atas kebenaran, keadilan dan<br />
pemulihan. Masyarakat hukum adat termasuk perempuan<br />
korban berhak atas kebenaran, melalui adanya pengakuan<br />
akan hak-hak adat mereka dan pengakuan pengalaman<br />
mereka atas kekerasan yang pernah mereka alami selama<br />
45