22.08.2016 Views

Pelanggaran Hak Perempuan Adat dalam Pengelolaan Kehutanan

BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN

BUKU-2-PELANGGARAN-HAK-PEREMPUAN-ADAT-DALAM-PENGELOLAAN-KEHUTANAN

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

32<br />

<strong>Pelanggaran</strong> <strong>Hak</strong> <strong>Perempuan</strong> <strong>Adat</strong> <strong>dalam</strong> <strong>Pengelolaan</strong> <strong>Kehutanan</strong><br />

Pasal 15 Konvensi ILO 169: <strong>Hak</strong> masyarakat atas sumber daya alam<br />

haruslah dilindungi. <strong>Hak</strong> ini termasuk hak untuk berpartisipasi <strong>dalam</strong><br />

penggunaan, pengelolaan dan pemeliharaan sumber-sumber di atas.<br />

Jika Negara memiliki kepemilikan mineral di atas lahan atau hak<br />

lainnya atas lahan , maka pemerintah harus menjalankan konsultasi<br />

dengan masyarakat sebelum proses perijinan eksplorasi dan eksploitasi<br />

dilaksanakan.<br />

Pasal 17 (2). Konsultasi dengan masyarakat hukum adat yang<br />

bersangkutan harus dilakukan setiap kali sedang diberikan<br />

pertimbangan terhadap kemampuan mereka untuk memberikan atau<br />

menyerahkan ke <strong>dalam</strong> kekuasaan pihak lain tanah-tanah mereka atau<br />

kalau tidak, mengalihkan hak-hak mereka di luar masyarakat mereka<br />

sendiri.<br />

UNDRIP memperkenalkan konsep FPIC (Free, Prior and Informed<br />

Consent) sebagai bentuk partisipasi yang perlu diterapkan <strong>dalam</strong> setiap<br />

<strong>dalam</strong> setiap tindakan yang akan berdampak kepada kehidupan<br />

masyarakat adat. Pasal 10, dan 19 menjabarkan bahwa masyarakat<br />

adat tidak dapat dipindahkan secara paksa dari lahan dan teritorinya<br />

sebelum ada persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan<br />

(Padiatapa/FPIC), dan sesudah kesepakatan harus ada kompensasi yang<br />

adil, yang memungkinkan mereka untuk kembali lagi ke tempat asalnya.<br />

Negara juga harus melakukan konsultasi untuk mendapatkan padiatapa<br />

masyarakat adat sebelum mengadopsi dan menerapkan keputusan<br />

legislasi atau admisitrasi yang mungkin akan mempengaruhi<br />

masyarakat adat itu.<br />

5. <strong>Perempuan</strong> adat kehilangan<br />

pengetahuan asli<br />

Pengetahuan perempuan adat soal benih dan tumbuhan obat-obatan<br />

musnah seiring dengan hilangnya hutan sebagai penyedia flora dan<br />

fauna. Pasal 13 dan 14 Kovenan ekosob menyebutkan bahwa masyarakat<br />

adat berhak untuk merevitalisasi, menggunakan, mengembangkan, dan<br />

menurunkan sejarah, bahasa, tradisi lisan, filosofi, sistem penulisan dan<br />

literatur kepada generasi mendatang… Pasal 13 juga mewajibkan<br />

Negara untuk mengambil langkah-langkah efektif agar hak-hak di atas<br />

terlindungi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!