02.07.2013 Views

negara

negara

negara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

c. Mencegah berkembangnya paham liberal.<br />

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan<br />

kehidupan masyarakat.<br />

e. Penciptaan norma yang harus melalui konsensus.<br />

5. Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila<br />

Pancasila sebagai dasar, atau falsafah bangsa dan <strong>negara</strong>,<br />

merupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisahpisahkan.<br />

Masing-masing sila tersebut dapat saja ditemukan<br />

dalam kehidupan bangsa lain. Namun, makna Pancasila terletak<br />

pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan<br />

yang tidak dapat ditukarbalikkan letak dan susunannya. Untuk<br />

lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masingmasing<br />

sila Pancasila, maka berikut ini kita uraikan satu per<br />

satu sila-sila dari Pancasila tersebut.<br />

a. Sila-Sila dalam Pancasila<br />

1) Ketuhanan yang Maha Esa<br />

Ketuhanan, berasal dari kata Tuhan pencipta seluruh alam’.<br />

Yang Maha Esa, berarti ‘Yang Maha Tunggal’, tiada sekutu<br />

dalam Zat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Zat Tuhan<br />

tidak terdiri atas zat-zat yang banyak lalu menjadi satu. Sifat-<br />

Nya adalah sempurna dan perbuatan-Nya tiada dapat disamai<br />

oleh siapa pun/apa pun. Tiada yang menyamai Tuhan, Dia<br />

Esa. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam<br />

semesta artinya keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu<br />

bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang berakar pada<br />

pengetahuan yang benar dan dapat diuji atau dibuktikan<br />

melalui kaidah-kaidah logika. Atas keyakinan yang<br />

demikian, maka <strong>negara</strong> Indonesia berdasarkan Ketuhanan<br />

Yang Maha Esa dan <strong>negara</strong> memberi jaminan sesuai dengan<br />

keyakinannya untuk beribadat menurut agama dan<br />

kepercayaannya itu.<br />

Di <strong>negara</strong> Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam<br />

hal Ketuhanan Yang Maha Esa dan antikeagamaan. Dengan<br />

demikian, di <strong>negara</strong> Indonesia tidak boleh ada paham yang<br />

meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (atheisme), dan<br />

yang seharusnya ada ialah Ketuhanan Yang Maha Esa<br />

(monotheisme) dengan toleransi beribadat menurut agama<br />

dan kepercayaan masing-masing.<br />

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber<br />

pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan<br />

mencari, serta membimbing perwujudan: kemanusiaan yang<br />

adil dan beradab; penggalangan persatuan Indonesia telah<br />

membentuk <strong>negara</strong> kesatuan Indonesia yang telah berdaulat<br />

penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah<br />

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; guna<br />

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.<br />

Gambar 1.9 Tempat-tempat ibadah mencerminkan<br />

keyakinan kepada<br />

Tuhan Yang Maha Esa.<br />

Sumber: Dokumen Penerbit<br />

Nilai-Nilai Luhur Pancasila 21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!