Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Bab V<br />
<strong>Kebijakan</strong> <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />
penerimaan dalam negeri, pinjaman dalam negeri serta penerusan pinjaman luar negeri<br />
dan hibah luar negeri dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.<br />
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan pemberian hibah kepada pemerintah<br />
daerah adalah sebagai berikut:<br />
(1) Hibah dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dilaksanakan dalam kerangka<br />
hubungan keuangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah.<br />
(2) Hibah dilaksanakan sejalan dengan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah,<br />
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.<br />
(3) Hibah dilaksanakan dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah berdasarkan<br />
peta kapasitas fiskal daerah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.<br />
(4) Hibah bersifat bantuan untuk melaksanakan kegiatan urusan pemerintahan yang<br />
merupakan kewenangan pemerintah daerah.<br />
Hibah kepada daerah dalam kerangka hubungan keuangan Pemerintah Pusat dan<br />
pemerintah daerah, mulai dilaksanakan pada tahun 2009 dengan ditandatanganinya Naskah<br />
Perjanjian Penerusan Hibah (NPPH) antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi DKI<br />
Jakarta untuk kegiatan Mass Rapid Transit (MRT). Hibah ini bersumber dari pinjaman<br />
luar negeri yang berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Proyek MRT<br />
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan transportasi di Jakarta<br />
yang menjadi prioritas pembangunan nasional dan telah tercantum dalam Rencana<br />
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang akan dilaksanakan oleh<br />
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hibah ini dilakukan secara bertahap dan direncanakan<br />
mulai direalisasikan pada tahun 2010.<br />
Pada APBN tahun 2009 telah dialokasikan dana hibah kepada daerah sebesar Rp31,6 miliar<br />
yang merupakan kegiatan penerusan hibah untuk kegiatan Local Basic Education Capacity<br />
(L-BEC) dan Support to Community Health Services (SCHS). L-BEC adalah kegiatan<br />
penerusan hibah yang bersumber dari hibah Uni Eropa dan Pemerintah Kerajaan Belanda<br />
(dikelola oleh Bank Dunia) untuk kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam<br />
bidang pendidikan dasar. Hibah L-BEC diteruskan kepada 50 kabupaten/kota. Sementara<br />
itu, hibah SCHS bersumber dari bantuan Uni Eropa (dikelola oleh WHO) ditujukan untuk<br />
peningkatan fasilitas ruang isolasi pasien flu burung yang diberikan kepada 10 rumah sakit<br />
yang dimiliki oleh pemerintah daerah.<br />
Selanjutnya pada tahun 2010, APBN mengalokasikan dana hibah kepada daerah sebesar<br />
Rp243,21 miliar. Dana tersebut merupakan penerusan hibah untuk 5 kegiatan. Hibah untuk<br />
kegiatan MRT merupakan rencana realisasi hibah yang penandatanganan NPPH-nya sudah<br />
dilakukan pada tahun 2009. Kegiatan L-BEC merupakan lanjutan dari tahun 2009 dan<br />
direncanakan berakhir pada tahun 2012. Selain dua kegiatan tersebut, APBN 2010 juga<br />
mengalokasikan hibah yang bersumber dari AusAID dan Bank Dunia. AusAID memberikan<br />
hibah untuk kegiatan Hibah Air Minum dan Hibah Air Limbah. Hibah Air Minum tersebut<br />
ditujukan untuk peningkatan akses penyediaan air minum bagi masyarakat yang belum<br />
memiliki akses sambungan air minum perpipaan. Sedangkan Hibah Air Limbah ditujukan<br />
untuk peningkatan akses sistem air limbah perpipaan bagi masyarakat. Selanjutnya, dalam<br />
kegiatan WASAP-D, Bank Dunia memberikan hibah yang ditujukan untuk pembangunan<br />
sarana pengelolaan air limbah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. (lihat Tabel V.5)<br />
V-18 Nota Keuangan dan RAPBN 2011