04.11.2014 Views

Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kebijakan</strong> <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />

Bab V<br />

<strong>Kebijakan</strong> desentralisasi fiskal ke depan diarahkan pada upaya untuk melakukan penguatan<br />

taxing power daerah dan perbaikan kebijakan transfer. Penguatan taxing power ke daerah<br />

telah diawali dengan terbitnya UU Nomor 28 Tahun 2009 dengan menyerahkan sebagian<br />

kewenangan perpajakan ke daerah, terutama dilakukan melalui penyiapan daerah untuk<br />

menghadapi transisi pengalihan beberapa jenis pajak pusat menjadi pajak daerah, baik<br />

melalui penguatan sistem di daerah maupun capacity building. Sementara itu, kebijakan<br />

anggaran transfer ke daerah pada tahun 2011 akan diarahkan diantaranya untuk mendukung<br />

kesinambungan fiskal nasional (fiscal sustainability) dalam rangka kebijakan ekonomi makro.<br />

Dengan demikian, kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional dapat dicapai.<br />

GRAFIK V.1<br />

DANA KE DAERAH YANG DIKELOLA DALAM APBD DAN APBN TAHUN 2010<br />

Belanja APBN-P 2010<br />

(triliun rupiah)<br />

Sumber: APBN-P 2010<br />

Belanja Negara di Daerah<br />

126,37 (11,22%)<br />

Bantuan ke Masyarakat<br />

35,37 (3,14%) Subsidi<br />

176,33 (15,66%)<br />

Total Belanja = 1.126,15 T<br />

BelanjaNegaradiPusat<br />

443,46 (39,38%)<br />

Transfer ke Daerah<br />

344,61 (30,60%)<br />

Dana ke Daerah = 682,69 T (60,62%)<br />

Melalui Angg. K/L dan<br />

APP (Program Nasional)<br />

Melalui APP (Subsidi)<br />

Melalui Angg. Transfer ke Daerah<br />

(Masuk APBD)<br />

Melalui Angg. K/L<br />

- PNPM 10,42 0,93% - BBM 88,89 7,89% - DBH 89,62 7,96% - Dana Dekon 11,93 1,06%<br />

- BOS 19,84 1,76% - Listrik 55,10 4,89% - DAU 203,61 18,08% - Dana TP 7,64 0,68%<br />

- Jamkes 5,10 0,45% - Pangan 13,92 1,24% - DAK 21,14 1,88% - Dana Vertikal 106,80 9,48%<br />

- Pupuk 18,41 1,63% - Otsus 9,09 0,81%<br />

- Penyesuaian 21,15 1,88%<br />

*)<br />

APP = <strong>Anggaran</strong> Pembiayaan<br />

dan Perhitungan<br />

Total 35,37 (3,14%) Total 176,33 (15,66%) Total 344,61 (30,60%)<br />

Total 126,37 (11,22%)<br />

5.2 Perkembangan Pelaksanaan <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />

Tahun 2005 - 2010<br />

5.2.1 Perkembangan <strong>Kebijakan</strong> <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />

Hakikat dari hubungan antara otonomi daerah dan desentralisasi fiskal pada dasarnya<br />

merupakan pengejawantahan dari prinsip money follows function, yang berarti bahwa<br />

pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan. Dalam implementasinya, seiring dengan<br />

penyerahan kewenangan kepada daerah, maka kepada daerah diberikan sumber-sumber<br />

pendanaan untuk melaksanakan kewenangan tersebut. Mekanisme pendanaan atas<br />

Nota Keuangan dan RAPBN 2011<br />

V-3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!