Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Kebijakan</strong> <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />
Bab V<br />
transportasi perairan/kepulauan untuk mendukung mobilisasi angkutan orang dan<br />
barang.<br />
17. Listrik Perdesaan, diarahkan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan dengan<br />
memberikan prioritas pada pemanfaatan energi terbarukan setempat untuk memperluas<br />
jangkauan pelayanan energi dan ketenagalistrikan sekaligus mengoptimalkan<br />
pemanfaatan energi alternatif selain BBM (terutama energi terbarukan) serta<br />
pemanfaatan secara optimal tenaga kerja, barang dan jasa produksi dalam negeri untuk<br />
memberikan nilai tambah (value added) bagi perekonomian dalam negeri, terutama<br />
untuk mendorong pengembangan industri dan teknologi dalam negeri untuk daerah<br />
yang tidak termasuk daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. Lingkup kegiatannya<br />
adalah: pembangunan pembangkit energi baru terbarukan untuk penyediaan energi<br />
listrik dengan memanfaatkan potensi energi lokal yang berasal dari Energi Baru<br />
Terbarukan (EBT), yaitu konstruksi pembangkit skala kecil EBT berbasis surya (solar<br />
cell), mikro hidro, atau pembangkit EBT lainnya.<br />
18. Keselamatan Transportasi Darat, diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan<br />
terutama keselamatan bagi pengguna transportasi jalan di kabupaten/kota guna<br />
menurunkan tingkat kecelakaan pada lalu lintas angkutan jalan dalam rangka<br />
melaksanakan rencana aksi road map to zero accident. Lingkup kegiatannya adalah:<br />
pengadaan dan pemasangan fasilitas dan peralatan keselamatan jalan, antara lain: (a)<br />
rambu jalan; (b) marka jalan; dan (c) pagar pengaman jalan.<br />
19. Perumahan dan Permukiman, diarahkan untuk meningkatkan penyediaan<br />
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman sebagai<br />
stimulan untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi Masyarakat<br />
Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di daerah.<br />
Lingkup kegiatannya adalah: pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU)<br />
kawasan perumahan dan permukiman yaitu: (a) penyediaan jaringan pipa air minum;<br />
(b) septik tank komunal; (c) jaringan distribusi listrik; dan (d) penerangan jalan umum.<br />
Untuk mendukung pencapaian arah kebijakan umum dan arah kebijakan masing-masing<br />
bidang tersebut, alokasi DAK dalam RAPBN 2011 direncanakan sebesar Rp25,2 triliun atau<br />
0,4 persen terhadap PDB. Jumlah tersebut berarti mengalami peningkatan sebesar Rp4,1<br />
triliun atau 19,4 persen dari alokasi DAK yang direncanakan dalam APBN-P 2010 sebesar<br />
Rp21,1 triliun.<br />
Selanjutnya, perhitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu :<br />
(1) Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK, dengan memperhatikan kriteria umum,<br />
kriteria khusus, dan kriteria teknis.<br />
(2) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah, yang dilakukan dengan<br />
perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.<br />
Penjelasan atas penggunaan kriteria pengalokasian DAK tahun 2011 tersebut adalah sebagai<br />
berikut :<br />
(1) Kriteria Umum, yang ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan<br />
daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja<br />
pegawai negeri sipil daerah.<br />
Nota Keuangan dan RAPBN 2011<br />
V-39