Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
laporan akhir<br />
Menurut Maria Sumardjono untuk menentukan ukuran hak ulayat 26<br />
perlu ditentukan tiga ciri pokok, yaitu : (a) adanya masyarakat hukum adat<br />
yang memenuhi ciri-ciri tertentu sebagai subyek hak ulayat; (b)<br />
tanah/wilayah dengan batasan-batasan tertentu yang merupakan subyek<br />
hak ulayat; (c) adanya kewenangan masyarakat hukum untuk melakukan<br />
tindakan-tindakan tertentu yang ditentukan, oleh karena itu menurut<br />
beliau pengakuan hak ulayat adalah wajar.<br />
<strong>Hukum</strong> Adat tidak memberikan nama terhadap istilah ulayat, namun<br />
hanya untuk menunjukkan tanah wilayah sebagai kepunyaan. Pada<br />
beberapa daerah digunakan istilah pertuanan-Ambon (tanah wilayah<br />
sebagai kepunyaan), panyapeto-Kalimantan (tempat yang memberi makan),<br />
pewatasan-Kalimantan, wewengkon-Jawa, prabumian-Bali (sebagai daerah<br />
yang dibatasi), yaitu sebagai tanah yang terlarang bagi orang lain misalnya,<br />
tatabuan-Bolaang di Mangondow. Selain itu juga dikenal pada beberapa<br />
daerah hak tanah yang hampir sama seperti torlok-Angkola, limpo-Sulawesi<br />
Selatan, muru-Buru, payar-Bali, paer-Lombok, dan ulayat-Minangkabau. 27<br />
Sedangkan di Maluku Utara dikenal dengan aba cocatu, aba kolano-Tidore,<br />
Aba-Kolano, Aba-Soa dan Aba-Cocatu-Ternate/Jailolo (tanah sultan, tanah<br />
suku, tanah bagi orang-orang tertentu). Penggunaan istilah yang beda-beda<br />
tersebut tidak bisa lepas dari hukum adat yang berlaku di daerah masingmasing<br />
di Indonesia, karena pada dasarnya hak-hak ulayat merupakan<br />
26 Maria W. Mumardjono, “Kebijakan Pertanahan: Antara Regulasi dan<br />
Implementasi,” Kompas, Jakarta, 2001, hlm.54.<br />
27 Ter Haar, Asas-asas dan Susunan <strong>Hukum</strong> Adat, (Terjemahan K. Ng. Soebakti<br />
Poespono). Cetakan ke-13, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2001), hlm.68.<br />
35