Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan akhir<br />
Menyangkut peradilan adat UU ini menyebutkan dalam pasal 3 Ayat<br />
(1), yaitu semua peradilan di wilayah Republik Indonesia adalah peradilan<br />
negara dan ditetapkan dengan UU. Penjelasan pasal ini menyebutkan<br />
bahwa disamping pengadilan negara tidak diperkenankan lagi adanya<br />
peradilan yang dilakukan oleh bukan peradilan negara. Pasal 39 UU ini<br />
menyebutkan penghapusan pengadilam adat dan swapraja dilakukan oleh<br />
pemerintah. Dengan demikian sejak saat UU ini keluar tidak diakui lagi<br />
peradilan adat dalam sistem peradilan nasional. Dengan UU ini tuntas<br />
sudah upaya penyingkiran peradilan adat demi mewujudkan unifikasi<br />
peradilan.<br />
Reformasi penyelenggaraan sistem pemerintahan dari yang<br />
sentaralistik ke sistem terdesentralisasi, dengan mengakui dan<br />
menghormati sifat dan susunan masyarakat yang otonom, melalui UU no<br />
22 Tahun 1999 yunto UU no 32 Tahun 2004, peradilan adat sepertinya<br />
dikembalikan dan memperoleh ruang. Penyebutannya memang masih<br />
belum jelas<br />
dan tegas, karena UU ini hanya menyebut tentang<br />
mendamaikan perselisihan masyarakat desa sebagai salah satu tugas dan<br />
kewajiban dari Kepala Desa.<br />
Gambaran Eksistensi Kekinian Peradilan Adat<br />
Fakta adanya peradilan adat menjadi bukti, betapa kemampuan<br />
bertahan dari sistem ini sungguh luar biasa.<br />
Secara kelembagaan, struktur peradilan adat sangat tergantung pada<br />
sistem sosial komunitas masyarakat adat yang bersangkutan. Misalnya, di<br />
Kampung Datar Ajab yang menjadi wilayah pemukiman Dayak Meratus<br />
ini, didapati 4 (empat) Balai yaitu Balai Adat Agung Mula Ada, Balai Adat<br />
67