Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
Download - Badan Pembinaan Hukum Nasional
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
laporan akhir<br />
masyarakat hukum adat. Setelah mengkaji berbagai permasalahan agraria<br />
yang semakin kompleks terutama berkaitan dengan hak ulayat, pada<br />
tanggal 18 Agustus 2001 MPR telah mengeluarkan Ketetapan MPR No.<br />
IX/MPR/2001 yang mengatur agar [pembaruan agraria dilakukan dengan<br />
mengakui, menghormati, dan melindungi hak masyarakat hukum adat dan<br />
keragaman budaya bangsa atas sumber daya agraria. Penjabaran dari Tap<br />
MPR No.IX/MPR/2001 tersebut, melalui Keputusan Presiden (selanjutnya<br />
disingkat Keppres) Nomor 34 Tahun 2003 yang ditetapkan pada tanggal 31<br />
Mei 2003 tentang Kebijakan <strong>Nasional</strong> dalam Bidang Pertanahan. Pasal 2<br />
Keppres tersebut menetapkan bahwa sebagian kewenangan Pemerintah di<br />
bidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 29<br />
Salah satu kewenangan daerah otonomi berdasarkan keppres<br />
tersebut adalah penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat. Makna<br />
yang terkandung terjadi pelimpahan pengelolaan masalah pertanahan<br />
kepada Pemerintah daerah, atau dapat disebutkan sebagai upaya<br />
penyerahan tanggung jawab oleh pemerintah Pusat. Pelimpahan<br />
penyelesaian masalah hak ulayat pada Pemerintah daerah dengan alasan<br />
karena daerahlah yang lebih mengetahui masyarakatnya beserta persoalanpersoalan<br />
pertanahan.<br />
Pengaturan hak ulayat pada tataran peraturan daerah diatur dalam<br />
Keputusan menteri (Kepmen) Agraria/Kepala <strong>Badan</strong> Pertanahan <strong>Nasional</strong><br />
29 Kewenangan dalam pasal 2 Keputusan Presiden Nomo 34 Tahun 2003 yakni : (a)<br />
pemberian izin lokasi; (b) penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan<br />
pembangunan; (c) penyelesaian sengketa tanah garapan; (d) penyelesaian masalah ganti<br />
kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; (e) penetapan subyek dan subyek<br />
redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absente; (f)<br />
penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; (g) pemanfaatan dan penyelesaian<br />
masalah tanah kosong; (h) pemberian ijin membuka tanah; (i) perencanaan penggunaan<br />
wilayah Kabupaten/Kota.<br />
38