07.06.2015 Views

Merawat Kebersamaan - Democracy Project

Merawat Kebersamaan - Democracy Project

Merawat Kebersamaan - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

dan gugahan sepenuh-hati kepada integrasi ajaran-ajaran Islam<br />

dan tradisi toleransi Amerika.”<br />

Imam al-Qazwini sudah lama merupakan figur Islam<br />

menonjol di AS. Ia secara reguler bertemu dengan para presiden<br />

dan politisi, uskup dan pendeta dari banyak gereja Kristen,<br />

rabi dan para pemimpin agama lainnya—bahkan Paus. Sejak<br />

11 September 2001, ia sudah memberi ceramah lebih dari<br />

250 kali di berbagai universitas, gereja, dan tempat-tempat<br />

lain. Antara lain untuk menjelaskan bahwa serangan-serangan<br />

teroris bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam.<br />

Dalam bukunya, Imam al-Qazwini memanfaatkan kisah<br />

hidupnya untuk menjelaskan mengapa Islam itu pada akhirnya<br />

baik bagi AS. Juga sebaliknya, bahwa AS, pada tingkat tertentu,<br />

baik bagi Islam dan kaum Muslim.<br />

Keluarga Ulama<br />

Al-Qazwini adalah keturunan tujuh generasi para sarjana dan<br />

ulama Muslim Syi‘ah di Irak. Ia lahir di Karbala, Irak, pada<br />

1964. Dengan naiknya rezim Baath di bawah pimpinan Saddam<br />

Hussein pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, keluarga al-<br />

Qazwini, juga para ulama lainnya, melipatgandakan upaya<br />

dakwah mereka untu k menandingi infiltrasi Saddam.<br />

Ayah al-Qazwini, Ayatullah Sayyid Murtadha al-Qazwini,<br />

adalah salah seorang ulama paling terkemuka di Irak. Ia turut<br />

mendirikan dan menjalankan sejumlah sekolah dan lembaga<br />

di Irak, dan mengepalai sekolah Imam al-Shadiq di Karbala.<br />

112<br />

Rizal Panggabean dan Ihsan Ali-Fauzi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!