Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
Ahmadiyah di pihak lain. Polarisasi menjadi tegas dan mencolok.<br />
Seharusnya, sejak awal penanganan konflik sosial keagamaan<br />
di Manislor harus dilakukan dengan mempertimbangkan<br />
bagaimana ketidakselarasan antarkelompok terbentuk melalui<br />
proses yang lama. Proses pembentukan konflik tersebut pada<br />
dasarnya dilatari faktor-faktor setempat. Namun, pihak-pihak<br />
yang bertikai di Manislor gagal menyelesaikan pertikaian mereka,<br />
sehingga konflik mengalami peningkatan.<br />
Eskalasi konflik tampak dari peningkatan jumlah aktor,<br />
masalah, dan lingkup geografisnya. Selain pemerintah daerah,<br />
pemerintah pusat mulai menyoroti konflik Manislor–mulai<br />
dari departemen agama sampai presiden. Berbagai lembaga<br />
masyarakat yang berkepentingan dengan agama, hak asasi<br />
manusia, penegakan kontitusi, dan lain-lain mulai angkat bicara.<br />
Demikian pula, masalah yang menimpa warga Ahmadiyah di<br />
Manislor mulai dibicarakan dalam konteks yang lebih luas terkait<br />
dengan masalah Ahmadiyah di tempat lain di Jawa Barat dan di<br />
Nusa Tenggara Barat.<br />
Boleh jadi, eskalasi konflik Manislor ada hikmahnya.<br />
Kalau tidak, hikmah tersebut harus diperjuangkan. Sebab,<br />
penanganan konflik Manislor—selain kegagalan mencegah<br />
konflik terbuka sejak awal yang disebutkan di atas,<br />
mencerminkan beberapa ciri khas penanganan konflik sektarian<br />
di dalam demokrasi Indonesia yang tengah tumbuh.<br />
Ciri tersebut adalah negara yang gagal memberikan proteksi,<br />
polisi yang tidak kompeten, dan otoritas keagamaan Islam<br />
yang melakukan provokasi yang tidak bertanggung jawab.<br />
<strong>Merawat</strong> <strong>Kebersamaan</strong><br />
31