Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
Kekerasan komunal dan sektarian yang menyertai reformasi<br />
di Indonesia dapat dipandang sebagai proses penyesuaian dan<br />
pencarian pola-pola baru dalam hubungan berbagai gerakan<br />
dan golongan di dalam masyarakat, khususnya masyarakat<br />
muslim. Pelajaran yang mahal dari konflik dan kekerasan<br />
yang terkait dengan kemajemukan internal adalah perlunya<br />
norma yang mantap sebagai pijakan menyelesaikan konflik<br />
dan kontroversi tersebut.<br />
Partner dan Kompetitor<br />
Salah satu mekanisme yang dapat mengawali pengembangan<br />
norma di atas adalah kritisisme rasional. Dalam hal ini suatu<br />
gerakan keagamaan tidak begitu saja menolak praktik dan<br />
keyakinan keagamaan kelompok lain—apalagi menyebutkan<br />
sesat dan menyesatkan, tapi tidak juga mengacuhkannya<br />
dan menganggapnya tidak ada. Melainkan, berusaha memahami<br />
formasi gerakan tersebut dan menangkap wacana<br />
religiusnya dengan memberi kesempatan yang lapang untuk<br />
mengungkapkan keyakinan dan pendapatnya. Bahkan, suatu<br />
gerakan keagamaan dapat secara argumentatif mengkritik<br />
atau menunjukkan kelemahan dalam keyakinan dan praktik<br />
keagamaan gerakan keagamaan lain, sambil tetap “terbuka”<br />
dan siap dikritik.<br />
Dalam konteks ini, semua pihak adalah partner dan<br />
kompetitor dalam mencari kebenaran dan dalam menyelesaikan<br />
masalah bersama, bukan golongan-golongan yang terlibat<br />
konfrontasi militan dan buas untuk membenarkan pendapat<br />
<strong>Merawat</strong> <strong>Kebersamaan</strong><br />
147