Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
termasuk konflik agama, secara damai, apalagi jika kita ingat<br />
betapa agama berperan penting di Tanah Air.<br />
Paradoks<br />
Sayangnya, kaitan pemolisian dan hak bebas beragama sangat<br />
jarang diperhatikan, termasuk oleh para penggiat kebebasan beragama<br />
atau HAM secara umum. Keduanya berjalan sendiri-sendiri.<br />
Dalam evaluasinya tentang Polri pada tahun lalu, Unfinished<br />
Business (2009), Amnesty International sama sekali tak<br />
menyinggung ihwal pelanggaran kebebasan beragama. Sementara<br />
itu, dalam beberapa laporan tentang kinerja kebebasan beragama,<br />
seperti yang diterbitkan The Wahid Institute atau Setara Institute,<br />
polisi tidak memperoleh sorotan khusus.<br />
Dapat dipastikan, ini bermula dari ketidakpercayaan umum<br />
terhadap institusi Polri. Dalam jajak pendapatnya yang terakhir,<br />
Kompas (16/11/2009) melaporkan bahwa hanya 32,6 persen<br />
dari respondennya yang menyatakan puas akan kinerja profesional<br />
Polri.<br />
Agar HAM bisa ditegakkan, kita tak bisa lain kecuali bekerja<br />
bersama-sama meningkatkan kapasitas Polri dalam menjalankan<br />
tugasnya dengan benar. Menjadi lebih penting lagi hal ini<br />
ditekankan sebab saat ini kita berada dalam era yang disebut<br />
transisi menuju demokrasi. Di mana-mana, era seperti ini ditandai<br />
oleh sebuah paradoks: sementara tuntutan akan penegakan hak<br />
meningkat, kapasitas negara (baca: Polri) di dalam memenuhi<br />
kewajibannya justru sedang melemah karena ambruknya otoritarianisme.<br />
<strong>Merawat</strong> <strong>Kebersamaan</strong><br />
19