Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
Merawat Kebersamaan - Democracy Project
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
maka gambaran Islam yang keras lebih merupakan efek strategi<br />
riset, bukan cerminan realitas masyarakat dan tradisi Islam<br />
yang utuh.<br />
Implikasinya, gantilah strategi riset. Dengan melakukan<br />
riset tentang bina-damai dan penyelesaian masalah nirkekerasan<br />
di dalam sejarah dan praktik masyarakat Muslim kontemporer,<br />
maka hasilnya akan lebih selaras dengan realitas. Di<br />
bagian penutup bukunya, Abu-Nimer memberikan beberapa<br />
usul strategi riset tersebut. Lebih dari itu, ada manfaat lain.<br />
Menurut Abu-Nimber, riset yang difokuskan pada prosesproses<br />
bina-damai dan ajaran perdamaian dalam Islam “akan<br />
memajukan pemahaman di antara kalangan Barat dan Timur,<br />
Muslim dan non-Muslim, yang beriman dan tak beriman.”<br />
Riset jihad, di lain pihak, akan menghasilkan mudarat.<br />
Kecuali seorang peneliti menemukan kasus menarik dan berbeda.<br />
Saleh Habimana, mufti Rwanda, memandang jihad adalah<br />
upaya menyembuhkan hubungan Hutu dan Tutsi yang terganggu<br />
akibat genosida 1994. “Jihad kami adalah saling<br />
menghormati sebagai bangsa Rwanda dan sebagai umat<br />
Islam,” ujarnya. Menurut harian The Washington Post, setelah<br />
genosida, ada 14 persen penduduk Rwanda menganut agama<br />
Islam (Wax 2002). Padahal, menurut data yang dikeluarkan<br />
pemerintah sebelum genosida, umat Islam hanya 1,2 persen<br />
di negeri mayoritas Katolik itu.Jihadbina-damai tampaknya<br />
menyebabkan ramai orang masuk Islam di Rwanda. Dalam<br />
konteks Rwanda, minoritas Muslim memang berhasil menahan<br />
diri dari kekerasan, dibandingkan dengan gereja—terutama<br />
<strong>Merawat</strong> <strong>Kebersamaan</strong><br />
131