Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007, Volume I, No. 2berbagai aspek gaya hidup remaja di DesaSukaraya.2. Informan utama yaitu mereka yang terlibatlangsung dalam interaksi sosial yang diteliti.a. Remaja laki-laki atau perempuan.b. Remaja yang berusia 13–21 tahun,sebagai patokan umum di Indonesiaseorang anak memasuki masa remajapada usia 13 tahun dan berakhir pada saatia dianggap dapat berdiri sendiri yaitusecara hukum pada usia 21 tahun.c. Remaja yang masih menjadi tanggunganorang tua atau belum menikah.d. Dalam kesehariannya mencerminkangaya hidup ala Barat atau Islami.DESKRIPSI HASIL PENELITIANSebagian besar informan kunci yangterdiri atas perangkat desa dan warga masyarakatyang memiliki anak berusia remaja, menganggapbahwa model pakaian dan gaya remaja-remajasaat ini masih bisa diterima dan wajar. Sebagianlagi berpendapat model pakaian remaja sekarangterlalu mengikuti trend dari negara Barat. Adayang mereka sukai, tapi ada juga yang tidakdisukai.Seluruh informan sepakat bahwa remajasekarang seharusnya tidak terlalu berkiblat padanegara Barat dalam hal trend gaya berpakaianmaupun gaya hidup. Ini karena banyak diantaranya yang tidak sesuai dengan budayaTimur dan nilai-nilai agama (Islam).Memang, gaya remaja saat ini sudahbanyak berubah dibanding gaya hidup remajadahulu. Perubahan merupakan sesuatu yang harusterjadi, namun menurut para informan, perubahantetap harus diwaspadai agar tidak merusakprinsip dan nilai yang diyakini.Menanggapi berbagai perubahandimaksud, sebagian informan yakin bahwa tidakada yang perlu dikhawatirkan karena remaja pastibisa membedakan antara yang baik dan buruk.Tapi ada juga yang merasa khawatir karenaremaja sangat rentan terhadap pengaruhperubahan.Media massa dan teman sebaya memilikipengaruh besar terhadap gaya hidup remaja saatini. Untungnya, masih ada nilai-nilai agama sertalingkungan keluarga yang diharapkan menjadibekal bagi remaja untuk memilih yang terbaikbagi mereka. Nilai-nilai agama (Islam) ternyatajuga masih menjiwai keseharian masyarakat desaSukaraya. Terbukti, masih banyak remaja yangmemilih menggunakan busana muslim/muslimahdalam penampilannya sehari-hari. Penampilantersebut dipilih karena sesuai dengan nilai yangdianut.Pilihan menggunakan busana muslim/muslimah, selain dilatari keinginan atau niatpribadi yang bersesuaian dengan ajaran Islam,juga disebabkan oleh lingkungan pergaulan yangmenjadi panutan berperilaku. Faktor keluargatampaknya turut pula memberikan pengaruh.Semua informan sepakat bahwapergaulan remaja berlawanan jenis saat ini akrab,bahkan mungkin terlalu akrab. Mereka bergauldengan bebas, berkumpul bersama, dan bersendagurau. Untungnya, sepengetahuan informan,belum ada kabar tentang pergaulan remaja yangkelewat batas hingga melakukan hal-hal yangtidak pantas (seks bebas).Mengenai norma pergaulan remaja desasaat ini orang tua mengaku membolehkan anakmereka bergaul akrab dengan lawan jenis,mereka boleh mengadakan acara kumpulbersama, dan bersenda gurau. Tapi ada batasanyang tidak boleh dilanggar. Misalnya dilarangberdua-duaan di tempat sepi dan ada jam malamatau batas keluar malam dengan lawan jenis.Mengenai perayaan ulang tahun,informan mengaku tidak berkeberatan. Tapitentang Valentine, informan menganggapnyasebagai bagian dari budaya Barat yangbertentangan dengan budaya kita.Berbicara mengenai cara menghabiskanwaktu luang, menurut informan, remaja DesaSukaraya suka menonton film di bioskop,berkumpul dengan teman sebaya, jalan-jalan kepusat perbelanjaan, membaca buku atau belajarberkelompok.Tata krama dalam pergaulan masih tetapbisa dipertahankan oleh remaja Desa Sukaraya.Hal tersebut tampak dari sikap dan caraberkomunikasi yang cukup santun.Terhadap orang tua pun sikap dan gayabicara remaja cukup sopan. Hanya saja, merekasekarang sudah berani mendebat orang tua bilamerasa ada hal-hal yang tidak sesuai denganaspirasi mereka. Remaja juga lebih beranimempertahankan pendapat.Terjadinya perubahan gaya hidup remajadi desa Sukaraya dalam hal ini gayaberpenampilan, pergaulan sehari-hari, hiburandan tata krama. Gaya berpakaian remaja putriyang menyukai jeans dan berpakaian modis yang74
Hastuti dan Sudarwati, Gaya Hidup Remaja Pedesaan...dianggap mengikuti perkembangan zaman, sertaremaja pria yang menyukai pakaian-pakaian yangsedang trend seperti Skaters dan celana pendekatau Hiphop. Kebebasan mereka bergaul akrabdengan lawan jenis. Cara mereka menghabiskanwaktu luang dan tata krama kepada orang tuayang sudah lebih berani. Hal ini dikarenakanmemudarnya norma-norma masyarakat DesaSukaraya sehingga memudahkan masuknyapengaruh budaya luar ke Desa Sukaraya.Memudarnya norma-norma padamasyarakat Desa Sukaraya terjadi karenaberkurangnya peran tokoh masyarakat dan tokohagama terhadap kontrol gaya hidup remaja diDesa Sukaraya. Saat ini peran tokoh masyarakat,tokoh agama hanya berperan dalam mengambilkeputusan untuk pembangunan desa yangtersruktur dalam BPD, tidak lagi menjadi kontrolmoral atau kontrol gaya hidup masyarakatnyakhususnya remajanya. Hal ini juga dikarenakanmasyarakat Desa Sukaraya yang saat ini sudahheterogen. Anak-anak dan remaja hanya menjadiperhatian orang tua dan keluarganya, dan saat iniorang tua bisa menerima perubahan gaya hiduptersebut.Perubahan gaya hidup remaja DesaSukaraya saat ini dalam hal berpakaian,berbicara, pergaulan menurut para orang tua saatini masih dianggap wajar dan bisa diterima.Karena perkembangan zaman yang terjadi tidakbisa dipungkiri, remaja saat ini tidak bisadikekang lagi seperti remaja desa dahulu merekamerasa memiliki kebebasan untuk berekspresidan mempertahankan pendapat mereka. Orangtua dalam menanggapi hal ini bersikap bijaksana,selama mereka tidak melanggar norma-normaagama dan kesopanan perubahan tersebut tidakmenjadi masalah yang perlu dikhawatirkan.Remaja memang bukan lagi anak-anak.Tapi, mereka juga belum cukup untuk menjadiseorang dewasa. Remaja hadir dengan segalapermasalahan mereka dan kadang bisa jauh lebihpelik jika dilihat dari kaca mata mereka sendiri.Sayangnya, tak banyak orang tua yang bisamemahaminya dan justru menganggapnyasebagai masalah sepele yang bisa lenyap dengansendirinya.Padahal, yang paling penting adalahkomunikasi. Berkomunikasi dengan remajamerupakan suatu cara yang paling efektif untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentusaja komunikasi di sini harus bersifat dua arah,artinya kedua belah pihak harus mau salingmendengarkan pandangan satu dengan yang lain.Dengan melakukan komunikasi orang tuadapat mengetahui pandangan-pandangan dankerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya anakanakjuga dapat mengetahui apa yang diinginkanoleh orang tuanya. Kebingungan seperti yangdisebutkan di atas mungkin tidak perlu terjadijika ada komunikasi antara remaja dengan orangtuanya. Komunikasi di sini tidak berarti harusdilakukan secara formal, tetapi bisa sajadilakukan sambil makan bersama atau selagiberlibur sekeluarga.Keluarga yang memberikan kehangatanserta ikatan emosi dalam kadar yang tidakberlebihan dan senantiasa memberikan dukunganpositif, cenderung membantu remaja mengembangkanikatan lain di luar keluarga secara lebih baik. Iamampu menentukan kapan ia harus mengikutiteman sebaya dan kapan harus menolak ajakandari teman-temannya. Selain itu, ia juga tidakmerasa perlu untuk sangat ‘tergantung’ padateman sebayanya agar keberadaan dirinya diakui.Remaja seperti ini biasanya cenderung akanterbebas dari pengaruh negatif.Gaya hidup yang ditawarkan oleh mediamodern (cetak, elektronik, internet) sebenarnyaadalah ajakan bagi khalayaknya untuk memasukiapa yang disebut budaya konsumer. Oleh Lury(1998), budaya konsumer diartikan sebagai‘bentuk budaya materi’, yakni budaya pemanfaatanbenda-benda, terutama pendukung penampilan.Budaya konsumer dicirikan denganpeningkatan gaya hidup (lifestyle). Justru,menurut Lury, proses pembentukan gaya hidupmerupakan hal terbaik yang mendefinisikanbudaya konsumer. Dalam budaya konsumerkontemporer, istilah itu bermakna individualitas,pernyataan diri dan kesadaran diri. Dalam hal ini,tubuh, pakaian, aksesoris, pemanfaatan waktusenggang, pilihan makanan dan minuman, rumah,mobil, pilihan hiburan/liburan, dan lain-lainmenjadi indikator cita rasa individualitas dangaya hidup seseorang.Demikian pula yang ditemukan di DesaSukaraya, model pakaian yang disukai olehsebagian besar informan biasa umumnya adalahpakaian yang nyaman untuk dipakai, modis, dantrendy. Ada juga yang menyatakan bahwamereka menyukai pakaian yang mengikuti trenddari Barat yang dilihat melalui media remajaseperti Kawanku, Gadis, Aneka yess, Hai danCosmo girl dan iklan gaya hidup yang75
- Page 7 and 8: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 9 and 10: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 11 and 12: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 13 and 14: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 16 and 17: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 18 and 19: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 20 and 21: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 22 and 23: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 24 and 25: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 26 and 27: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 30 and 31: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 32 and 33: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 34 and 35: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 36 and 37: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 38 and 39: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 40 and 41: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 42 and 43: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 44 and 45: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 46 and 47: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 48 and 49: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 50 and 51: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 52 and 53: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 54 and 55: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 56 and 57: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 58 and 59: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 60 and 61: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 62 and 63: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 64 and 65: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 66 and 67: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007