Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007, Volume I, No. 2Subsidi Langsung Tunai (SLT) diberikankepada rumah tangga miskin yang diidentifikasioleh BPS dengan menggunakan metode ujipendekatan kemampuan (proxy-means testing).Setiap rumah tangga menerima Rp 100.000 perbulan yang diberikan tiga bulan sekali. Padapencairan tahap pertama yang direalisasikansejak 1 Oktober 2005, pemerintah menyediakandana sebesar Rp 4,6 triliun bagi sekitar 15,5 jutarumah tangga. Penyaluran dana dilaksanakanoleh PT Pos Indonesia melalui kantor cabangnya.Strategi Adaptasi (Coping Strategy) KeluargaMiskinStrategi adaptasi (coping strategy)menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupunperilaku, untuk menguasai, mentoleransi,mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasiatau kejadian yang penuh tekanan. Denganperkataan lain strategi coping merupakan suatuproses di mana individu berusaha untukmenanggani dan menguasai situasi stres yangmenekan akibat dari masalah yang sedangdihadapinya (dalam hal ini dampak negatifkenaikan harga BBM yang diikuti meningkatnyaharga barang-barang kebutuhan pokok lainnya)dengan cara melakukan perubahan kognitifmaupun perilaku guna memperoleh rasa amandalam dirinya.Untuk menyiasati kenaikan harga BBMyang diikuti kenaikan harga barang-barangkebutuhan pokok lainnya, semua informanmengaku memiliki cara dan strategi tertentu.Informan sepakat bahwa cara serta strategitersebut mutlak diperlukan agar tetap dapatbertahan menghadapi beratnya hidup.Dalam menghadapi berbagai kesulitan,masyarakat miskin tampaknya memiliki danmengembangkan strategi tertentu untuk dapatmempertahankan kelangsungan hidupnya. Apayang dalam pandangan pihak luar merupakantindak irasional, dalam kenyataannya, mungkinmerupakan satu-satunya pemecahan darihimpitan kesulitan sosial ekonomi.Sebagian informan berupaya mencaripekerjaan sampingan untuk memperolehpenghasilan tambahan. Bagi ibu-ibu, misalnya,bisa menerima pesanan makanan, membukakedai makan sederhana atau warung kecil,menjajakan pakaian atau perabot rumah tanggadari rumah ke rumah secara tunai/kredit,mengambil jahitan atau bordir pakaian, menjualsulaman, menawarkan jasa pijat, atau berkelilingmenawarkan jasa mengerjakan pekerjaan rumahtangga seperti mencuci, menyetrika, danmembersihkan rumah.Sedangkan para bapak memilih untukmencari pekerjaan sampingan dengan menjadimakelar atau perantara dalam jual beli tanah,rumah, atau barang-barang elektronik. Ada jugayang membuka kedai kopi, warung rokok,maupun tempat cuci kendaraan (doorsmeer).Selain itu, masih ada yang menggunakan waktusenggangnya di akhir pekan untuk bertukang(membuat perlengkapan rumah tangga dari bahankayu untuk dijual) atau menawarkan jasamengecat pagar dan rumah bila dibutuhkan.Informan yang bekerja sebagai karyawanatau buruh pabrik biasanya mencari penghasilantambahan dengan bekerja lembur. Hal hampirserupa dilakukan oleh informan yang berprofesisebagai penarik becak atau supir angkot, denganmenambah jam kerja.Sebagian informan juga mendayagunakansegenap potensi yang telah dimiliki demimembantu memenuhi kebutuhan hidup. Adainforman yang menggunakan sepeda motormiliknya untuk menawarkan jasa ojek. Ada yangmenyewakan kamar rumah pada anak kost. Adajuga yang merelakan sebagian lahan pekarangandepan rumahnya dijadikan tempat berjualan olehorang lain, dengan memungut sewa harian.Singkat kata, semua potensi dimanfaatkansemaksimal mungkin.Informan yang memiliki pekarangancukup luas menggunakannya pula untuk membantumemenuhi kebutuhan hidup. Menanam sayuran,misalnya, adalah salah satu hal yang dilakukaninforman. Selain menghemat, karena tidak perlulagi membeli sayuran, bila hasilnya berlebih jugabisa dijual kepada tetangga yang membutuhkanatau dititipkan di warung terdekat. Tomat, cabe,sawi, selada, dan tanaman berumur singkat lainbiasa dijadikan pilihan karena tak terlalu rumitperawatannya serta cepat menghasilkan.Informan lainnya juga memelihara ayamdan bebek. Selain bisa diambil telurnya, bila adakeperluan, seperti misalnya menyambut kedatangankerabat atau menjelang perayaan hari besarkeagamaan, ternak tersebut juga bisa disembelihuntuk dikonsumsi dagingnya. Informan mengakumembeli ayam dan bebek itu saat masih barumenetas dan memeliharanya hingga bisadimanfaatkan. Untuk pakan, informan biasanyamempergunakan sisa makanan atau bagiansayuran yang tidak terpakai lagi, sehingga tak90
Wahyudi dan Sismudjito, Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi...perlu ada pengeluaran tambahan guna membelipakan ternak.Mengurangi kualitas dan kuantitas bahanmakanan yang dibeli juga dilakukan olehsebagian informan pasca kenaikan harga BBM.Sebagai contoh, jika dahulu bisa membeli berasberkualitas sedang (medium), sekarang hanyamampu memperoleh beras berkualitas rendahdengan harga yang sama. Lauk pauk pundemikian halnya. Bila dulu informan dapatmengkonsumsi daging (ayam atau sapi)seminggu sekali, kini tidak lagi. Tempe, tahu, dantelur banyak dijadikan alternatif.Kualitas maupun kuantitas bahanmakanan yang dibeli sehari-hari boleh sajadikurangi, namun tentunya tetap harusmencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga.Untuk itu, informan mesti bisa menyiasatikeadaan. Cara yang dilakukan informan, antaralain, dengan mengurangi atau memperkecilukuran potongan bahan makanan. Denganpotongan kecil, seluruh anggota keluarga pastimendapat bagian. Sedangkan beras, kadangkaladitanak hingga menjadi bubur agar cukupdikonsumsi seluruh anggota keluarga.Informan berusaha pula menghemat ataumengurangi pengeluaran. Pengeluaran yangdikurangi biasanya yang dianggap tidak terlalupenting. Uang saku anak, misalnya, bisa dikurangi,bahkan dihapuskan. Sebagai gantinya, informanmembuatkan sarapan untuk anak sebelumberangkat sekolah. Informan juga mengusahakanselalu membeli barang kebutuhannya di pasar,karena harga-harga yang ditawarkan lebih murahketimbang warung. Membeli makanan jadi jugadihindari sebab harganya lebih mahal daripadajika memasak sendiri.Semua informan menyatakan dirinyacukup aktif menjalin hubungan dan bergauldengan masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkanagar dapat diterima menjadi bagian dari masyarakatdan bisa mengandalkan hubungan yang telahterjalin jika sewaktu-waktu mengalami kesulitan.Kegiatan yang dilakukan informanbersama sesama warga, antara lain, arisan STMdan pengajian. Kegiatan tersebut dilaksanakansecara rutin, diikuti oleh warga sekitar untukmenjalin silaturahmi serta membicarakanberbagai masalah. Dalam kegiatan ini, jugasering ada warga yang berbagi kisah tentangkesulitan yang dialami, biasanya akan banyakwarga lain yang berusaha membantumenawarkan solusi.Sebagian besar informan mengakubahwa mereka pernah meminjam uang darisesama warga yang telah memiliki jalinanhubungan. Terkadang mereka juga berhutang diwarung milik tetangganya. Ini dilakukan bila adakebutuhan mendesak sementara informan sedangtidak memiliki uang. Adanya pinjaman danpemberian hutang ini dirasakan informan sangatmembantu.Para ahli menggolongkan dua strategicoping yang biasanya digunakan oleh individu,yaitu:‣ Problem-Solving Focused CopingDi mana individu secara aktif mencaripenyelesaian dari masalah untukmenghilangkan kondisi atau situasi yangmenimbulkan stres.‣ Emotion-Focused CopingDi mana individu melibatkan usaha-usahauntuk mengatur emosinya dalam rangkamenyesuaikan diri dengan dampak yang akanditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasiyang penuh tekanan.Dalam hal ini, yang dilakukan olehinforman untuk menyiasati kesulitan hidup pascakenaikanharga BBM adalah problem-solvingfocused coping, di mana mereka secara aktifmencari penyelesaian dari masalah untukmenghilangkan kondisi atau situasi yangmenimbulkan stres.Cara individu menangani situasi yangmengandung tekanan ditentukan oleh sumberdaya individu yang meliputi kesehatanfisik/energi, keterampilan memecahkan masalah,keterampilan sosial dan dukungan sosial danmateri.1. Kesehatan FisikKesehatan merupakan hal yang penting,karena selama dalam usaha mengatasi stres,individu dituntut untuk mengerahkan tenagayang cukup besar.2. Keyakinan atau Pandangan PositifKeyakinan menjadi sumber daya psikologisyang sangat penting, seperti keyakinan akannasib (eksternal locus of control) yangmengerahkan individu pada penilaianketidakberdayaan (helplessness) yang akanmenurunkan kemampuan strategi coping tipeproblem-solving focused coping.3. Keterampilan Memecahkan MasalahKeterampilan ini meliputi kemampuan untukmencari informasi, menganalisis situasi,91
- Page 7 and 8: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 9 and 10: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 11 and 12: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 13 and 14: Khairifa, Komparatif tentang Pendek
- Page 16 and 17: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 18 and 19: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 20 and 21: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 22 and 23: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 24 and 25: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 26 and 27: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 28 and 29: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 30 and 31: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 32 and 33: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 34 and 35: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 36 and 37: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 38 and 39: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 40 and 41: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 42 and 43: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 46 and 47: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 48 and 49: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 50 and 51: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 52 and 53: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 54 and 55: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 56 and 57: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 58 and 59: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 60 and 61: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 62 and 63: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 64 and 65: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007
- Page 66 and 67: Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2007