10.07.2015 Views

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hastuti dan Sudarwati, Gaya Hidup Remaja Pedesaan...dianggap mengikuti perkembangan zaman, sertaremaja pria yang menyukai pakaian-pakaian yangsedang trend seperti Skaters dan celana pendekatau Hiphop. Kebebasan mereka bergaul akrabdengan lawan jenis. Cara mereka menghabiskanwaktu luang dan tata krama kepada orang tuayang sudah lebih berani. Hal ini dikarenakanmemudarnya norma-norma masyarakat DesaSukaraya sehingga memudahkan masuknyapengaruh budaya luar ke Desa Sukaraya.Memudarnya norma-norma padamasyarakat Desa Sukaraya terjadi karenaberkurangnya peran tokoh masyarakat dan tokohagama terhadap kontrol gaya hidup remaja diDesa Sukaraya. Saat ini peran tokoh masyarakat,tokoh agama hanya berperan dalam mengambilkeputusan untuk pembangunan desa yangtersruktur dalam BPD, tidak lagi menjadi kontrolmoral atau kontrol gaya hidup masyarakatnyakhususnya remajanya. Hal ini juga dikarenakanmasyarakat Desa Sukaraya yang saat ini sudahheterogen. Anak-anak dan remaja hanya menjadiperhatian orang tua dan keluarganya, dan saat iniorang tua bisa menerima perubahan gaya hiduptersebut.Perubahan gaya hidup remaja DesaSukaraya saat ini dalam hal berpakaian,berbicara, pergaulan menurut para orang tua saatini masih dianggap wajar dan bisa diterima.Karena perkembangan zaman yang terjadi tidakbisa dipungkiri, remaja saat ini tidak bisadikekang lagi seperti remaja desa dahulu merekamerasa memiliki kebebasan untuk berekspresidan mempertahankan pendapat mereka. Orangtua dalam menanggapi hal ini bersikap bijaksana,selama mereka tidak melanggar norma-normaagama dan kesopanan perubahan tersebut tidakmenjadi masalah yang perlu dikhawatirkan.Remaja memang bukan lagi anak-anak.Tapi, mereka juga belum cukup untuk menjadiseorang dewasa. Remaja hadir dengan segalapermasalahan mereka dan kadang bisa jauh lebihpelik jika dilihat dari kaca mata mereka sendiri.Sayangnya, tak banyak orang tua yang bisamemahaminya dan justru menganggapnyasebagai masalah sepele yang bisa lenyap dengansendirinya.Padahal, yang paling penting adalahkomunikasi. Berkomunikasi dengan remajamerupakan suatu cara yang paling efektif untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentusaja komunikasi di sini harus bersifat dua arah,artinya kedua belah pihak harus mau salingmendengarkan pandangan satu dengan yang lain.Dengan melakukan komunikasi orang tuadapat mengetahui pandangan-pandangan dankerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya anakanakjuga dapat mengetahui apa yang diinginkanoleh orang tuanya. Kebingungan seperti yangdisebutkan di atas mungkin tidak perlu terjadijika ada komunikasi antara remaja dengan orangtuanya. Komunikasi di sini tidak berarti harusdilakukan secara formal, tetapi bisa sajadilakukan sambil makan bersama atau selagiberlibur sekeluarga.Keluarga yang memberikan kehangatanserta ikatan emosi dalam kadar yang tidakberlebihan dan senantiasa memberikan dukunganpositif, cenderung membantu remaja mengembangkanikatan lain di luar keluarga secara lebih baik. Iamampu menentukan kapan ia harus mengikutiteman sebaya dan kapan harus menolak ajakandari teman-temannya. Selain itu, ia juga tidakmerasa perlu untuk sangat ‘tergantung’ padateman sebayanya agar keberadaan dirinya diakui.Remaja seperti ini biasanya cenderung akanterbebas dari pengaruh negatif.Gaya hidup yang ditawarkan oleh mediamodern (cetak, elektronik, internet) sebenarnyaadalah ajakan bagi khalayaknya untuk memasukiapa yang disebut budaya konsumer. Oleh Lury(1998), budaya konsumer diartikan sebagai‘bentuk budaya materi’, yakni budaya pemanfaatanbenda-benda, terutama pendukung penampilan.Budaya konsumer dicirikan denganpeningkatan gaya hidup (lifestyle). Justru,menurut Lury, proses pembentukan gaya hidupmerupakan hal terbaik yang mendefinisikanbudaya konsumer. Dalam budaya konsumerkontemporer, istilah itu bermakna individualitas,pernyataan diri dan kesadaran diri. Dalam hal ini,tubuh, pakaian, aksesoris, pemanfaatan waktusenggang, pilihan makanan dan minuman, rumah,mobil, pilihan hiburan/liburan, dan lain-lainmenjadi indikator cita rasa individualitas dangaya hidup seseorang.Demikian pula yang ditemukan di DesaSukaraya, model pakaian yang disukai olehsebagian besar informan biasa umumnya adalahpakaian yang nyaman untuk dipakai, modis, dantrendy. Ada juga yang menyatakan bahwamereka menyukai pakaian yang mengikuti trenddari Barat yang dilihat melalui media remajaseperti Kawanku, Gadis, Aneka yess, Hai danCosmo girl dan iklan gaya hidup yang75

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!