10.07.2015 Views

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

H A R M O N I SOS I A L - USUpress - Universitas Sumatera Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hastuti dan Sudarwati, Gaya Hidup Remaja Pedesaan...mengikuti perkembangan zaman dibanding yanglain. Ada juga yang menyatakan bahwa merekamenyukai pakaian yang mengikuti trend dariBarat yang dilihat melalui media dan iklan.Namun, ada juga remaja Desa Sukaraya sebagianmenyatakan, mereka tetap lebih memilih pakaianmuslim dan muslimah. Informan yang menyukaitrend pakaian yang modis dan trendy yangmengikuti trend dari barat maupun yang menyukaipakaian muslim sama-sama terpengaruh oleh mediayang mereka lihat, baca, dan dengar dalamkehidupan sehari-hari. Media tersebut menggambarkansosok remaja ideal yang mengikutiperkembangan zaman melalui yang dipakai olehselebritis idolanya sehingga para remaja tersebutterpengaruh untuk mengikuti tokoh idolanyatersebut.Gaya berpakaian tersebut disukai karenaterpengaruh oleh teman, mengikuti trend yangada di media supaya dibilang anak gaul, sertaalasan kenyamanan dalam berpakaian. Khususuntuk yang memilih untuk memakai busanamuslim atau muslimah, mereka mengaku bahwahal tersebut dilakukan demi mengikuti perintahagama/orang tua. Sedikit sekali informan yangmengaku gaya berpakaian mereka sudah menjadiselera sendiri.Dalam mengkonsumsi pakaian danaksesoris, informan tidak terlalu memperhatikanatau fanatik terhadap menyukai merk-merktertentu yang ada di media iklan. Alasannyakarena kemampuan keuangan mereka masihterbatas. Paling-paling informan hanya mampumembeli barang bermerk terkenal sesekali saja.Itu pun harus menabung cukup lama danbiasanya dilakukan hanya untuk menunjukkanidentitas atau gengsi belaka. Jika orang tuamelarang membeli barang-barang tertentu,informan biasanya tak membantah. Mereka lebihmemilih untuk berusaha mengumpulkan uangagar bisa membeli barang tersebut tanpasepengetahuan orang tua.Sebagian informan mengaku bahwadengan mengkonsumsi pakaian dan aksesorismerk-merk yang mahal seperti Nike, Reebok, RipCurl dan Skaters yang mereka lihat di media akanmeningkatkan gengsi dan image dalam pergaulan.Barang tidak lagi hanya dikonsumsikarena kebutuhan, melainkan sudah bergesermenjadi sekedar mengikuti trend gaya hidup,menunjukkan image tertentu, ataupun hanyauntuk kesenangan pribadi. Uang untuk membelibarang-barang tersebut biasanya diperolehdengan meminta langsung dari orang tua.Namun, jika ini tidak memungkinkan, informanbiasanya menabung uang sakunya atau mencaripekerjaan sambilan.Dalam hal ini, konsumsi dapat dilihatsebagai pembentuk identitas. Barang-barangsimbolis dapat juga dipandang sebagai sumberdengan mana orang mengkonstruksi identitas danhubungan-hubungan dengan orang lain yangmenempati dunia simbolis yang sama.Lebih lanjut lagi, konsumsi terhadapsuatu barang, menurut Weber (1922), merupakangambaran gaya hidup tertentu dari kelompokstatus tertentu. Konsumsi terhadap barangmerupakan landasan bagi penjenjangan darikelompok status. Dengan mengkonsumsi gayaatau simbol-simbol tertentu mereka merasa sudahmenjadi kelompok anak muda metropolitan yangmodern.Memang, saat ini, konsumsi dipandangdalam sosiologi bukan lagi hanya sebagai sekadarpemenuhan yang bersifat fisik dan biologismanusia, tetapi berkait kepada aspek-aspek sosialbudaya. Konsumsi berhubungan dengan masalahselera, identitas, atau gaya hidup. Selera itusendiri adalah sesuatu yang dapat berubah,difokuskan pada kualitas simbolik dari barang,dan tergantung pada persepsi tentang selera dariorang lain.Sebagian informan menyatakan bahwauang saku yang diperoleh dari orang tuadigunakan untuk konsumsi gaya hidup sepertipakaian atau aksesoris yang sedang trend dimedia. Ada juga yang suka hura-hura, jalan-jalanke mal, nonton. Tapi, masih ada juga informanyang mengaku menggunakan uang sakunya untukmembeli keperluan sekolah dan ditabung.Seluruh informan menyatakan bahwamereka mengetahui barang-barang konsumsigaya hidup dari media baik itu media televisi ataumajalah , teman, atau iklan konsumsi gaya hidup.Tidak ada yang mengaku mengetahuinya darikeluarga. Tidak ada salahnya memang untuktampil menarik seperti yang banyak diiklankan dimedia, dengan sebagian produk yang ditawarkanuntuk membantu mewujudkan impian itu. Jugamerupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanjamembeli barang-barang kesukaan. Namun, yangperlu diingat, jangan memaksakan diri.Saat ini, tekanan pada remaja untukbersikap konsumtif dan bergaya hidup ala Baratsemakin bertambah berat. Pola hidup konsumtifitu didukung dengan maraknya mal dan pusat77

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!