12.07.2015 Views

Terjangkau Angan Malind - Forest Peoples Programme

Terjangkau Angan Malind - Forest Peoples Programme

Terjangkau Angan Malind - Forest Peoples Programme

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

86 87engineering mulai dari pembentukan landasan legal, justifikasiilmiah teknik budidaya pertanian untuk memacu produktivitas,format ulang kelembagaan sosial pedesaan untuk menciptakanlembaga sosial ekonomi yang monolitik, pemberian bantuan kreditdan skema kerjasama plasma-inti, bahkan massa yang apolitis, padaakhirnya hanya menguntungkan perusahaan perkebunan, petanimenengah dan lapisan atas pemilik tanah serta elit politik. Petaniyang tersingkir dari tanahnya dan terlempar dari persaingan usahapertanian terdampar di sektor informal di perkotaan, yang menurutWiradi (2010) merupakan sektor penanda pemiskinan. Kondisi inidisebut Sajogyo sebagai ‘Modernisation without Development’. 112Dengan kata lain, MIFEE adalah wujud dari model modernisasisektor pertanian dalam wujudnya yang paling mutakhir namuntanpa esensi pembangunan. Dengan cara-cara produksi yang akandiusungnya dapat dipastikan MIFEE juga akan membawa petanidan dalam kasus MIFEE ini adalah masyarakat adat yang masihmengembangkan tradisi berburu dan meramu Orang Asli Papua,masuk ke dalam lingkaran setan yang dikemukakan Sajogyo diatas. Bahkan, dapat dipastikan pula, MIFEE akan menghadirkandampak negatif yang jauh lebih dahsyat dari yang pernah terjadisebelumnya, sebagaimana yang telah dialami oleh beberapakelompok masyarakat adat di Papua yang berada di sekitar proyekproyek‘modernisasi’ lainnya, semacam kegiatan pertambangan,transmigrasi, penebangan hutan, dan proyek-proyek sejenis lainnya.Kritik Sajogyo atas disain pembangunan pertanian danindustrialiasasi Orde Baru, lanjut Savitri (2010), berintikan padasatu hal fundamental, yakni: tidak hadirnya pembangunan manusia(human development). Ketidakhadiran itu telah menyebabkankaum miskin pedesaan sekedar pindah tempat untuk menjadimiskin di perkotaan. Koreksinya pun hanya satu: membangundengan solidaritas kemanusiaan (human solidarity). Pertumbuhanekonomi bukan ukuran satu-satunya dan paling tepat untukpembebasan manusia dari pemiskinan kemampuannya untukmenjadi manusia seutuhnya. Maka, modernisasi pertanian cq.agroindustri, dengan jumlah penduduk Merauke yang hanyasekitar 200 ribu lebih jiwa, dengan tingkat pendidikan yangtidak memenuhi kualifikasi operator usaha pertanian berbasismekanisasi, dan bukan pula petani melainkan kelompok komunitasyang hidup dari sumberdaya hutan, maka disain MIFEE yangmenekankan pengusahaan pertanian secara komersial oleh tenagaterdidik berkeahlian dan introduksi komoditi baru, adalah versimutakhir dari ‘modernisation without development’, yakni jalanmenuju ‘penggureman’ orang Papua. 113Menurut Arsyad (2010), di berbagai Negara, dengan nama yangberbeda, sistem pertanian skala luas selalu menyisakan problematikabagi petani Negara setempat. Problem paling mengemuka,seperti yang telah disebut dalam bagian terdahulu, adalah gejalaperampasan tanah secara legal. Jika tidak dikendalikan, maka foodestate menjadi mekanisme perampas tanah yang paling ampuhdan akan mengakhiri model pertanian skala kecil dan kehidupanmasyarakat pedesaan. Perampasan tanah ini tidak hanya akanmenimbulkan konflik agraria yang makin intensif, tetapi dalamjangka panjang sesungguhnya yang bakal terjadi adalah prosespembunuhan petani dan dunia pedesaan secara sistematis. 114Disain MIFEE yang menekankan pengusahaan pertanian secarakomersial oleh tenaga terdidikberkeahlian dan introduksi komoditibaru, adalah versi mutakhir dari ‘modernisation withoutdevelopment’, yakni jalanmenuju ‘penggureman’ orang Papua

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!