Tanya Jawab Koperasi - Smecda
Tanya Jawab Koperasi - Smecda
Tanya Jawab Koperasi - Smecda
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
3<br />
4<br />
(terutama perlakuan akuntansi) antara pola konvensional<br />
de ngan pola syariah, jawabannya, betul harus jelas dan berbeda.<br />
Sekali lagi bukan persoalan anggaran dasarnya, tetapi<br />
perlakuan polanya.<br />
Pertanyaan : sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 40 Undang-Undang<br />
Nomor 25 Tahun 1992 bahwa <strong>Koperasi</strong> dapat<br />
meminta jasa audit kepada akuntan publik terhadap laporan<br />
keuangan yang dikelola oleh pengurus <strong>Koperasi</strong>. Apakah ada<br />
batasan terhadap lama beroperasinya <strong>Koperasi</strong> untuk dimintakan<br />
jasa audit dari akuntan publik.<br />
Penjelasan : lingkup pertanyaan ini agar dikembalikan ke<br />
pokok kepentingannya, yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan<br />
fungsi pengawasan. Pelaksana fungsi pengawasan itu,<br />
dilakukan oleh pengawas, dan apabila perlu dapat meminta<br />
bantuan jasa audit ke akuntan publik. Sepanjang penyelenggaraan<br />
dan hasil fungsi pengawasan tersebut, valid dan dapat<br />
dipertanggung jawabkan, kemungkinan pengawasan dilakukan<br />
sendiri secara internal. Sepanjang koperasi menganggap<br />
perlu minta bantuan dari akuntan publik, silahkan di audit oleh<br />
akuntan publik. Mengenai batasan waktu atau umur <strong>Koperasi</strong>,<br />
tidak ada ketentuan yang mengatur batasan waktu.<br />
Pertanyaan : ada ketentuan tentang audit independen bagi <strong>Koperasi</strong><br />
yang omzetnya di atas Rp 1 milyar. Padahal di provinsi<br />
tertentu, belum ada akuntan publik dan harus ke provinsi lain,<br />
tentu biaya menjadi tinggi, bagaimana solusinya ? Apakah<br />
ada sanksi terhadap <strong>Koperasi</strong> yang telah lama beroperasi<br />
dan omzetnya di atas Rp 1 milyar tapi belum pernah di audit<br />
oleh akuntan publik ?.<br />
Penjelasan : agar dipahami terlebih dahulu ketentuan audit<br />
bagi <strong>Koperasi</strong> yang omzet pinjaman telah di atas Rp 1 milyar<br />
(satu milyar) per tahun wajib diaudit oleh akuntan publik, sebagaimana<br />
termuat dalam Permen No 19/Per/M.KUKM/XI/2008<br />
- 88 -