You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Dengan tingkat efisiensi yang hanya 20 % saja, berdasarkan perbandingan emisi CO2<br />
yang dikeluarkan oleh IPCC dalam grafik tersebut diatas, kota ini bisa menurunkan emisi<br />
CO2-nya sampai 1,475 ton per hari (bila dari energi batu bara di power plant pindah ke<br />
biomassa) atau minimal menurunkan emisi CO2 sampai 650 ton per hari bila separuh<br />
masyarakat yang biasa menggunakan gas pindah ke biomassa.<br />
Apakah ini teori yang muluk untuk mengajak masyarakat menggunakan energi biomassa ?<br />
Mengajak penyedia listrik mengganti sebagian bahan bakarnya dengan biomassa mungkin<br />
memang tidak mudah – meskipun realitasnya kita sudah ekspor pellet biomassa ke Korea<br />
Selatan – ya di sana digunakan untuk bahan bakar power plant mereka !<br />
Mengajak masyarakat dibawah mungkin akan lebih mudah. Alasannya adalah masyarakat<br />
kita - termasuk saya sendiri – sebenarnya agak traumatis dengan bahan bakar gas<br />
seperti yang kita gunakan selama ini. Bila tidak selalu dirawat – kapan Anda terakhir<br />
merawat kompor gas Anda, khususnya pipa-pipanya ? – maka bahan bakar gas termasuk<br />
yang beresiko tinggi untuk masyarakat awam seperti kita-kita.<br />
Kalau ada bahan bakar yang lebih aman dan juga tetap praktis, orang seperti saya dan<br />
mungkin Anda akan memilih menggunakan bahan bakar yang lebih aman tersebut. Jadi<br />
bayangkan bila di setiap kota kecil atau bahkan per kecamatan ada unit pengolah limbah<br />
biomassa menjadi pellet bahan bakar misalnya, maka ini akan menyelesaikan banyak<br />
persoalan. Persoalan sampah, kebutuhan energi sampai pencemaran udara.<br />
Lebih dari itu dalam skala luas, musibah kebakaran dan asap seperti yang sudah<br />
berlangsung beberapa bulan di sebagian wilayah negeri ini insyaAllah bisa dicegah bila<br />
otoritas yang terkait segera melihat biomassa yang terbakar tersebut sesungguhnya<br />
adalah sumber energi yang hingga saat ini masih disia-siakan - Rabbana maa kholakta<br />
haadza baathila .<br />
Ketika Lampu Tidak Menyala Di Rumah Nabi<br />
Para pemimpin dari 195 negara saat ini lagi berkumpul di Paris untuk membicarakan perubahan iklim,<br />
diluar arena para demonstran meneriakkan suaranya untuk mengurangi energi fosil dan menggantinya<br />
dengan energi terbarukan. Meskipun sudah 21 kali pertemuan belum menunjukkan hasil yang nyata<br />
di lapangan, memenuhi harapan para demonstran begitu saja juga tidak menjamin solusi. Lantas apa<br />
solusinya ? ada petunjuk yang jelas tentang ini – tetapi kebanyakan manusia mengabaikannya.<br />
Ketika pasca topan Katrina tahun 2005 Amerika memproses jagungnya menjadi bahan bakar<br />
terbarukan bioethanol, negeri tetangganya Meksiko yang sudah terlanjur tergantung impor jagung dari<br />
Amerika mengalami krisis pangan – sampai menimbulkan apa yang disebut huru-hara Tortilla.<br />
Ini hanya salah satu indikasi betapa rancunya dunia modern dalam memilih sumber energi-nya. Lantas<br />
bagaimana kita memilih sumber energi yang terbarukan itu ? Itulah gunanya petunjuk dari Yang Maha<br />
Tahu agar kita tidak pernah tersesat selamanya.<br />
Energi terbarukan di Al-Qur’an setidaknya dibahas di tiga tempat, yaitu surat Yaasiin 80, Surat Al-<br />
Waqi’ah 71-72 dan surat An-Nuur 35. Di surat Yaasiin dan Al-Waaqi’ah indikasinya sumber energi itu<br />
dari pohon, sedangkan di surat An-Nuur indikasinya dari buah.<br />
Maka dari sinilah mestinya fokus pencarian energi terbarukan itu dikejar. Utamakan atau lebih banyak<br />
mengejar sumber energi terbarukan dari pohon, karena itulah yang terjadi sejak dahulu, kini dan nanti.<br />
Dahulu orang membakar api langsung dari kayu – yang masih hijau sekalipun (Surat Yaasiin 80).<br />
Ulama-ulama dahulu menterjemahkan api dari kayu yang hijau itu – apa adanya, karena memang ada<br />
128