14.03.2017 Views

Bioeconomy

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Peserta lambbank yang selama ini dibatasi di tanah peternakan JonggolFarm, dalam waktu dekat<br />

setelah Iedul Adha akan mulai dibuka peserta baru untuk wilayah peternakan di perkebunan kami di<br />

Blitar – jadi insyAllah akan membuka banyak kesempatan baru.<br />

Untuk kebun kurma yang lebih luas, semula kami menunggu kurma kami di Jonggol berbuah. Tetapi<br />

setelah menyaksikan teman-teman di Indramayu pohon kurmanya sudah pada berbuah, tidak perlu lagi<br />

menunggu kebun kami berbuah - bisa langsung di-scale-up.<br />

Karena menyangkut kebutuhan lahan yang luas, maka proses scale-up kebun kurma ini akan melalui<br />

dua tahap. Tahap pertama, kami mencari Anda yang memiliki modal besar atau memiliki akses<br />

terhadap modal/kebun besar – atau secara bersama-sama kami bisa mengumpulkan kebun/modal yang<br />

cukup besar (minimal sekitar 50 ha bila di Jawa, atau 100 ha bila di luar jawa).<br />

Tahap kedua setelah kebun tersebut berhasil kita peroleh, kita dandani dan siap ditanami kurma,<br />

masyarakat luas kemudian bisa ikut terlibat melalui program iGrow seperti yang sudah kita lakukan<br />

dengan iGrow kacang tanah, pisang dlsb. Pada waktunya nanti setelah tanaman kurma berusia 2 tahun<br />

atau lebih, di areal yang sama bisa mulai digembalakan domba-domba kita untuk mengakselerasi<br />

pertumbuhan domba sekaligus persiapan proses pembuahan kurma itu sendiri kemudian. Inilah kurang<br />

lebih pengamalan integrasi kebun buah/kurma dan penggembalaan yang disebut di surat An-Nahl 10-<br />

11.<br />

Maka kurang lebih seperti inilah paket ekonomi berbasis domba dan kurma ini kami luncurkan, sebagai<br />

tambahan alternatif bagi kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah. Mudah-mudahan kita<br />

semua bisa berkontribusi dalam menyelamatkan negeri ini dari krisis ekonomi dan meningkatnya<br />

jumlah kelaparan – agar kita tidak termasuk pendusta ketika kita diam. InsyaAllah.<br />

MEA : Ekonomi Jalur Cepat<br />

Satu bulan lagi Masyarakat Ekonomi ASEAN efektif berlaku di 10 negara anggotanya termasuk tentu<br />

saja anggota dengan penduduk ( baca : pasar) terbesar – yaitu negeri kita Indonesia tercinta. Apa<br />

dampaknya bagi masyarakat luas khususnya para pelaku ekonomi ?, sulit membayangkan sepenuhnya<br />

apa yang terjadi setelah itu. Tetapi untuk memudahkannya saya sebagai masyarakat awam,<br />

membayangkan seperti kita sedang mengendarai mobil di tengah semrawutnya kemacetan – tiba-tiba<br />

ada jalan tol disamping kita. Apakah kita bisa memanfaatkannya ?<br />

Di tengah sewrawutnya kemacetan jalan – bayangkan di pusat-pusat kemacetan Jakarta, siapa yang<br />

unggul ? raja jalanannya adalah para pengemudi angkot dan metromini. Mereka bisa seruduk sanaseruduk<br />

sini tidak peduli, para pemilik kendaraan pribadi yang mulus-mulus mobilnya akan menyingkir<br />

dengan sendirinya.<br />

Di jalan tol bebas hambatan permainannya menjadi berbeda – asal jalan tolnya tidak ikut macet !, yang<br />

unggul adalah mobil-mobil cepat ber horse power tinggi. Angkot dan metromini tentu juga boleh masuk<br />

tol, tetapi mereka tidak lagi menjadi raja jalanan.<br />

Demikianlah kurang lebih ekonomi kita. Kalau scope kita negeri kita sendiri atau apalagi daerah-daerah<br />

otonomi, yang unggul adalah para robber baron – yaitu para pelaku ekonomi yang bisa kongkalikong<br />

dengan para penguasa setempat. Mereka tidak perlu professional, tidak perlu jujur dan amanah-pun<br />

tetap akan bisa berjaya sejauh mereka memiliki akses terhadap kekuasaan.<br />

Saya menyaksikan di suatu propinsi yang tidak jauh dari ibu kota, jalan beton setebal beberapa puluh<br />

sentimeter sedang dibongkar ulang dan bongkarannya ditumpuk di pinggir jalan. Tidak nampak adanya<br />

kerangka baja sehingga meskipun konon baru tiga tahun jalan beton sudah ambles. Kok bisa ? bisa<br />

saja karena yang berjaya saat itu adalah para robber baron setempat.<br />

Pola-pola seperti ini jelas tidak akan menjadi raja jalanan di era ekonomi bebas hambatan yang akan<br />

segera kita masuki. Yang akan unggul bukan lagi para robber baron tetapi para captain of industry –<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!