14.03.2017 Views

Bioeconomy

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Extinction Point tersebut adalah titik dimana buah tetap mengalami pernafasan aerobic tetapi dalam<br />

kondisi minimalnya, dibawah titik EP ini buah tidak lagi bernafas secara aerobic tetapi bernafas secara<br />

anaerobic – yang justru akan bergerak cepat kearah pembusukan/kematian.<br />

Bayangkan sekarang bila berdasarkan petunjuk tersebut kita bisa mengembangkan teknologi peniduran<br />

buah yang pari purna, maka kita bisa makan durian segar tidak harus menunggu musim durian, bisa<br />

makan mangga segar matang di pohon diluar musim mangga – bahkan ribuan kilometer dari lokasi<br />

penanaman pohon tersebut , dlsb.<br />

Peluang ekonominya akan luar biasa karena kita bisa mengirim buah kita kemana saja secara murah -<br />

karena tanpa harus peralatan pendingin yang tidak terputus – yang membuat harga buah mahal dan<br />

tidak terjangkau bagi sebagian orang. Dan yang paling penting dari itu semua – tidak ada buah yang<br />

mubadzir – karena semuanya akan kemakan manusia dalam kondisi terbaik dan tersehatnya.<br />

Bila teknlogi semacam ini meluas dan diaplikasikan ke perbagai produk pertanian lainnya, maka<br />

kelaparan dimuka bumi bisa dicegah atau minimal diminimize. Ini tentu bukan cerita fiksi ilmiah, tetapi<br />

inspirasi teknologi berbasis ayat-ayat Al-Qur’an - yang perlu amal kita semua untuk bisa<br />

mewujudkannya.<br />

Kami dan para santri di Madrasah Al-Filaha sudah ada bayangan bagaimana melakukannya, dan<br />

bahkan sedang melakukan serangkaian percobaan ke arah sana. Hanya saja sangat bisa jadi di antara<br />

pembaca tulisan ini ada yang lebih tahu dari kami tentang teknologi semacam ini, maka kami<br />

mengundang kontribusi Anda untuk ikut mengamalkan salah satu perintahnya ini. InsyaAllah.<br />

Peta Jalan Untuk Petani Professional<br />

Krisis pangan tidak menjadi semakin mudah kedepan, selain penduduk terus bertambah – ada<br />

ancaman loss generation di dunia pertanian negeri berkembang seperti kita. Generasi muda semakin<br />

sedikit yang tertarik di dunia pertanian, sementara meskipun ada antusiasme luar biasa justru dari<br />

orang-orang yang sudah mapan – rata-rata mereka terjun ke pertanian hanya sekedar lifestyle di usia<br />

pensiun atau menjelang pensiun. Tetapi saya melihat peluang untuk mengajak orang-orang mapan<br />

yang terjun ke pertanian tersebut menjadi para petani professional. Bagaimana caranya ?<br />

Memang ironi sekali, berbagai tawaran saya untuk melatih anak muda untuk berlatih bertani secara<br />

serius – seringnya direspon dingin oleh para pemuda ini. Bila mereka bersedia-pun, begitu ada<br />

pekerjaan di kantoran atau pabrik – mereka akan tinggalkan dunia pertanian.<br />

Di lain pihak, ada tendensi minat yang meningkat dari orang-orang mapan yang serius ingin belajar<br />

bertani ke tempat kami. Di antara mereka ada para eksekutif perbankan, militer, teknologi informasi dan<br />

bahkan mantan menteri.<br />

Sayangnya orang-orang yang serius berminat terjun ke pertanian dan memiliki modal yang cukup untuk<br />

membiayai minat barunya ini – rata-rata sudah cukup umur dan memiliki berbagai kesibukan lainnya.<br />

Walhasil pertanian yang ditekuninya juga tidak bisa maksimal, masih sebatas klangenan atau lifestyle<br />

semata.<br />

Maka saya tertarik untuk membidik segmen baru yang ingin kami ajak untuk menjadi para petani<br />

professional. Selain untuk mengamankan kebutuhan pangan kita kedepan, menjadi peluang baru untuk<br />

bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN – juga harus bisa menjadi pilihan karir atau bisnis baru<br />

yang tidak kalah menariknya dengan karir-karir dan sektor bisnis lainnya.<br />

Tetapi mengapa bidang pertanian ini harus menjadi perhatian kita ? Pertama adalah karena masalah<br />

pangan ini sudah begitu imminent – di depan mata, bila solusinya tidak tumbuh lebih cepat dari<br />

masalahnya - maka masalahnya yang membesar. Kedua, masalah pangan ini juga menjadi bidikan<br />

pihak-pihak lain di luar sana. Bila mereka yang lebih dahulu bisa mengatasi problem pangan kita, ini<br />

akan meningkatkan ketergantungan pangan kita pada pihak lain.<br />

73

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!