14.03.2017 Views

Bioeconomy

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendidikan di Kuttab adalah seperti fondasi bagi bangunan, membangun fondasi (keimanan) yang<br />

kokoh menjadi prasyarat untuk lahirnya bangunan (Islam) yang kokoh – yang akan berdiri di atas<br />

fondasi tersebut.<br />

Maka setelah membangun fondasi ini, tugas kami dan orang-orang sesudah kami untuk terus<br />

melanjutkannya – menyelesaikan bangunan yang kokoh dan indah tersebut.<br />

Setelah kuttab 6 tahun, anak-anak akan kami antar memasuki jenjang berikutnya di madrasah yang<br />

juga 6 tahun. Bila mulainya pada usia 5-6 tahun, maka selesai madrasah anak-anak sudah berusia 17-<br />

18 tahun atau 5-6 tahun pasca mereka baligh, menikah-pun mereka sudah waktunya.<br />

Tetapi bagaimana mereka akan menikah bila kehidupannya masih harus ditopang oleh orang tuanya ?<br />

Maka menjadi bagian dari pendidikan di madrasah kami adalah menyiapkan anak-anak tersebut untuk<br />

mandiri di usianya yang sangat belia.<br />

Mereka bisa saja terus melanjutkan di jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi selanjutnya, tetapi<br />

saat itu insyaallah mereka sudah memiliki bekal yang sangat memadai. Keimanan yang kuat, hafal 30<br />

juz Al-Qur’an, hafal 1500-an hadits di Bullughul Maram dan mereka juga sudah mandiri di usianya yang<br />

belia 17-18 tahun.<br />

Segala bidang yang selama ini kami rintis dan sering dibahas di situs ini seperti teknologi informasi,<br />

pertanian, peternakan, energi baru terbarukan, bioeconomi dlsb. yang kami mulai parallel bersamaan<br />

dengan proses pendidikan anak-anak tersebut – insyaAllah kelak menjadi bagian tidak terpisahkan dari<br />

peradaban baru yang akan diperankan oleh anak-anak Kuttab tersebut diatas pada waktu mereka siap<br />

mengembannya.<br />

Bukan Hanya Berburu Di Padang Datar<br />

Waktu sekolah dasar dahulu, generasi saya masih belajar pantun melayu yang salah satunya saya<br />

ingat : “…Berburu di padang datar, dapat rusa berbelang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga<br />

kembang tak jadi…”. Syarah dari pantun ini sebenarnya penuh makna, dalam bahasa sekarang kurang<br />

lebih kalau kita pingin kerja yang enak-enak, gampang-gampang, bebas resiko – jangan berharap<br />

hasilnya akan menggembirakan. Demikian pula ketika kita belajar santai-santai, tidak mau repot, tidak<br />

mau berjerih payah dan berkorban, akan sulit kita menggapai cita-cita. Apa relevansinya di jaman ini ?<br />

Di hadapan kita ada sejumlah masalah, krisis ekonomi, pangan, air, udara bersih, kemiskinan,<br />

kelaparan, moral dlsb. dlsb. tetapi siapa yang bekerja keras mengatasinya ? Apakah pemerintah ? tentu<br />

mereka berbuat yang menurut mereka harus diperbuat, tetapi ini tidak cukup. Buktinya bulan ini adalah<br />

ulang tahun ke 70 dari kemerdekaan kita, sudah 7 presiden berganti – yang miskin masih lebih dari 27<br />

juta orang dan yang lapar masih 19.4 juta orang !<br />

Masyarakat awam seperti kita-kita juga perlu bekerja ekstra keras untuk berkontribusi pada ekonomi<br />

masyarakat, untuk ikut menghasilkan makanan, mengurangi kemiskinan, mencegah kelaparan atau apa<br />

saja yang bisa kita lakukan di jalan mendaki lagi sukar (QS 90:11) – bukan hanya berburu di padang<br />

datar.<br />

Dalam rangka untuk ikut menempuh jalan yang mendaki lagi sukar, dan memberi makan di hari<br />

lekaparan (QS 90:15) insyaAllah kelas perdana program tiga bulan Madrasah Al-Filaha akan dimulai<br />

akhir pekan ini (8/8/15). Selain peserta yang akan ‘mondok’ di lokasi selama tiga bulan, pembaca situs<br />

ini yang hendak hadir di hari pembukaannya – dipersilahkan.<br />

Sengaja program ini kami mulai di puncak musim kemarau, karena kalau bercocok tanam di musim<br />

hujan – itu sudah biasa, seperti berburu di padang datar tersebut di atas. Bercocok tanam di puncak<br />

musing kering – itu baru jalan mendaki lagi sukar. Tetapi bila peserta sungguh-sungguh ingin belajar<br />

yang seperti ini – tidak berguru kepalang ajar – insyaAllah akan lebih mudah bercocok tanam di musim<br />

yang ada hujannya atau di daerah-daerah yang lebih subur – karena yang sulit-pun bisa dilakukan.<br />

61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!