14.03.2017 Views

Bioeconomy

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekering-keringnya wilayah Indonesia yang tergolong kering seperti Gunung Kidul, masyarakatnya<br />

masih mendapat rata-rata 1,950 mm/tahun curah hujan. Sumba Timur yang sangat kering-un masih<br />

mendapatkan rata-rata 1,000 mm/tahun. Bandingkan ini misalnya dengan Spanyol yang hanya memiliki<br />

curah hujan rata-rata 640 mm/tahun tetapi bisa menjadi pusat revolusi pertanian di Abad pertengahan<br />

dan masih menjadi penghasil zaitun terbesar dunia hingga kini. Masyarakat Gaza yang curah hujannya<br />

hanya di kisaran 430 mm/tahun, kecukupan pangannya tidak mempan diganggu oleh boikot Zionis<br />

Israel yang sudah hampir satu dekade berjalan.<br />

Hujan adalah berkah, di mayoritas ayat yang membahas tanaman di Al-Qur’an – Allah memulainya<br />

dengan hujan. Artinya jumlah hujan mestinya berkorelasi langsung dengan kemakmuran atau minimal<br />

kecukupan pangan. Bila kenyataannya tidak demikian, maka pasti ada hal yang sangat serius yang<br />

harus dibenahi di negeri ini – khususnya dalam menyikapi dan mengelola air hujan ini.<br />

Masihkah kita mengeluh kurang air sekarang ? padahal beberapa bulan lagi setelah hujan tiba kita akan<br />

segera melupakan kekeringan rutin ini dan kembali membuang air hujan yang sangat bersih dan tawar<br />

ke laut. Padahal Gunung Kidul saja bisa menjadi pusat revolusi pertanian yang lebih dasyat dari<br />

Spanyol abad pertengahan, atau Sumba yang bisa menjadi lebih menarik potensi pertaniannya melebihi<br />

rata-rata negeri Mediterania ?<br />

Sebegitupun kita melalaikan karunianya yang melimpah berupa sumber energi dan air yang selama ini<br />

kita sia-siakan - Dia Yang Maha pengasih masih terus memberi kita jalan keluarNya. Dan untuk<br />

musibah asap dan kekeringan panjang itu jalan keluarnya sama – yaitu kita disuruh ber-istigfar !<br />

“Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah<br />

Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan<br />

harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)<br />

untukmu sungai-sungai.”” (QS 71:10-12)<br />

Istighfar tentu tidak sebatas ucapan kemudian setelah itu kita membakar hutan lagi dan membuang air<br />

hujan ke laut lagi. Setelah kita beristigfar kita harus mengubah pola sikap dan tindak kita terhadap<br />

biomassa yang merupakan karunia terbanyak di negeri ini, dan juga berkah dari hujan yang juga<br />

termasuk yang terbanyak diberikan ke negeri yang besar ini.<br />

Untuk musibah asap, bersamaan dengan ber-istigfar banyak-banyak – kita juga harus menghentikan<br />

membakar hutan atau mencegah terjadinya kebakaran hutan – dengan mengerahkan segenap ilmu<br />

pengetahuan dan teknologi yang kita miliki untuk berikhtiar mengolah biomassa yang ada menjadi salah<br />

satu dari 7F (Food, Fuel, Fiber, Fodder, Feedstock, Fertilizer atau Favor) atau kombinasi beberapa<br />

diantaranya.<br />

Dengan demikian seluruh biomassa yang ada di hutan kita akan bermanfaat sebagaimana petunjukNya<br />

di ayat-ayat tersebut di atas, dan tidak ada lagi yang terbakar percuma yang menimbulkan musibah<br />

asap.<br />

Dalam hal air juga demikian, sekering-kering daerah kering di Indonesia – pasti masih lebih banyak<br />

hujannya dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang tinggal di Jordan, Qatar, Arab Saudi,<br />

Palestina dan Mesir tersebut di atas. Dengan sedikit upaya saja insyaAllah kita akan bisa mengelola air<br />

hujan yang ada kemudian menggunakannya secara bijak sepanjang tahun.<br />

Agar pemikiran semacam ini tidak berhenti di tataran wacana semata, kami di Sartup Center selalu<br />

membuka kesempatan bagi yang ingin mengelaborasi solusi-solusi tersebut di atas menjadi peluang<br />

usaha serta amal nyata bagi umat manusia keseluruhan.<br />

Untuk mengolah seluruh biomassa yang ada menjadi salah satu dari 7F, yang kami pikirkan adalah<br />

mesin pelumat yang efektif (ball mill) – yang bisa melumat biomassa apa saja menjadi semacam pulp.<br />

Dari sini nanti bisa diubah menjadi apa saja – utamanya menjadi bahan bakar (fuel) dan juga bahan<br />

bangunan (feedstock).<br />

Untuk menampung air hujan yang ada, di setiap keluarga atau lahan dibuat penampungan kecil – kecil<br />

sehingga tidak usah menunggu pemerintah membuatkan waduk – karena mahal dan sulit<br />

56

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!