14.03.2017 Views

Bioeconomy

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Qirbah bukan hanya suatu benda tempat minum yang berdiri sendiri, dia adalah bagian dari suatu<br />

system dari pengelolaan air yang berdampak sangat luas. Sejumlah hadits sahih membahas masalah<br />

masalah Qirbah ini dari berbagai segi.<br />

Sayangnya yang mungkin banyak diingat oleh kalangan umat adalah hal yang dilarang misalnya<br />

larangan minum langsung dari mulit Qirbah – jadi seolah-olah yang dilarang Qirbahnya, padahal yang<br />

dilarang adalah cara minum yang salah. Bahwasanya betul ada hadits sahih yang melarang minum<br />

langsung dari mulut Qirbah, tetapi ada juga hadits yang menceritakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi<br />

Wasallam minum langsung dari mulut Qirbah ini di rumah Ummu Sulaim – semua permasalahn ini<br />

dibahas oleh Imam Nawawi di Kitab Riyadus Shalihin.<br />

Yang banyak diceritakan di hadits juga adalah Rasulullah berwudlu dari Qirbah, ini bisa menjadi contoh<br />

bahwa Rasulullah sangat berhemat dalam penggunaan air. Salah satu Mukjizat Nabi-pun terkait dengan<br />

Qirbah ini, yaitu pada peristiwa Hudaibiyah ketika para sahabat (1400-1500 orang) kehabisan air.<br />

Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tinggal memiliki satu Qirbah air. Maka ketika beliau<br />

meletakkan tangannya pada Qirbah tersebut, mengalirlah air dari jari jemari beliau sampai mencukupi<br />

kebutuhan untuk seluruh pasukannya. Bahkan kata sahabat yang hadir saat itu – bila jumlah kami<br />

ratusan ribu-pun air itu masih cukup, tetapi saat itu jumlah kami hanya 1500 orang (dari hadits Sahih<br />

Bukhari).<br />

Jadi Qirbah ini adalah system pengelolaan air<br />

minum, air wudhlu dan air untuk perbagai<br />

kebutuhan lainnya – termasuk pengobatan yang<br />

diceritakan di hadits lainnya lagi. Tetapi seperti apa<br />

Qirbah itu ?<br />

Bentuk aslinya kurang lebih seperti foto disamping.<br />

Ukuran standarnya bisa menampung air sekitar 38<br />

liter. Ulama fiqih kemudian juga menggunakan<br />

ukuran 5 Qirbah yang setara dengan 2 Kullah air<br />

atau 190 liter – sebagi batasan air yang tidak<br />

tercemari oleh najis.<br />

Dalam menghidupkan sunnah Nabi, tentu<br />

utamanya adalah untuk mencontoh langsung apa<br />

saja yang dilakukan dan digunakan beliau. Bahkan<br />

tanpa mengetahui alasannya-pun kita tetap harus<br />

mengikutinya – seperti peristiwa ketika Umar bin<br />

Khttab akan mencium batu Hajar Aswat – semata<br />

karena ingin mencontoh apa yang dilakukan<br />

beliau.<br />

Bahwasanya kemudian ternyata mengandung<br />

banyak hikmah dari mengikuti contoh-contoh<br />

beliau ini, inipun dijanjikan oleh Allah. Taat kepada<br />

Nabi adalah bentuk ketaatan kepada Allah, dan<br />

jalan keluar akan selalu diberikan kepada orangorang<br />

yang bertakwa.<br />

Termasuk masalah besar lingkungan dan<br />

kesehatan yang saya angkat di awal tulisan ini.<br />

Bayangkan sekarang kalau jutaan orang yang<br />

mengikuti sunnah nabi I’tikaf tersebut juga<br />

mengikuti sunnah lainnya menggunakan Qirbah<br />

untuk tempat airnya, maka tidak ada jutaan gelas<br />

dan botol plastik yang harus dibuang menjadi sampah setiap harinya. Tidak ada antrian panjang<br />

164

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!