Modul 3 - library
Modul 3 - library
Modul 3 - library
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kajian Lingkungan<br />
Kajian ini perlu dilakukan dalam menentukan daya dukung lingkungan terhadap<br />
program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renja SKPD. Kondisi sumber daya<br />
alam dan pertanahan lingkungan di Indonesia sepanjang sejarah perkembangannya<br />
belum berubah dari zaman kolonialisme hingga kini. Sengketa dan ketimpangan<br />
pemilikan serta penguasaan tanah terus berlangsung dalam wujud baru dari apa<br />
yang disebut neo-kolonialisme. Keberadaan Undang-Undang Pokok Agraria, telah<br />
menjadi semangat dasar dalam penciptaan dan penataan kembali struktur pemanfaat<br />
tanah sesuai dengan proporsi yang disyaratkan dalam rangka pelestarian lingkungan.<br />
Kebijakan dalam pembangunan keberlanjutan lingkungan harus memperhatikan<br />
ambang batas di atas, yakni dengan melakukan studi kelayakan berupa Analisis<br />
Mengenai Dampak Lingkungan atau (AMDAL) yang diatur pada PP No. 27 Tahun<br />
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Penataan Ruang Wilayah<br />
Pembangunan. Dengan adanya, AMDAL ini akan bisa mengukur tingkat suatu<br />
program/proyek pembangunan itu sesuai dengan kelayakan lingkungan. Seberapa<br />
besar dampak pembangunan dan dampak yang akan ditimbulkan sesuai dengan<br />
ambang batas. Kajian terhadap lingkungan dilakukan untuk mengukur sejauhmana<br />
penataan daerah mempertimbangkan dampak dan interaksi organisme hidup dalam<br />
suatu ekosistem. interaksi kehidupan manusia dengan faktor lain yang membentuk<br />
sistem tata ruang. Pendekatan ekologi dalam perencanaan merupakan penelaahan<br />
suatu gejala atau suatu masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.<br />
Dalam pendekatan ini analisis hubungan antarvariabel manusia dengan variabel<br />
lingkungan lebih ditekankan, yang dikenal sebagai analisis vertikal.<br />
Kajian Kewilayahan<br />
Kajian kewilayahan dalam penyusunan Renja SKPD digunakan untuk memahami gejala<br />
dan fenomena pembangunan kewilayahan yang memiliki ragam keruangan dimana<br />
secara kausalitas berhubungan langsung atau tidak langsung dengan lingkungan<br />
biotik, abiotik maupun kultural. Kajian kewilayahan dalam konteks penyusunan Renja<br />
SKPD merupakan kombinasi antara analisis keruangan dengan analisis lingkungan.<br />
Kajian ini didekati dengan interaksi yang menggambarkan hubungan antarwilayah<br />
didasarkan atas asumsi bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik tersendiri yang<br />
berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Kajian interaksi antarwilayah<br />
memperhatikan aspek asesibilitas dan distribusi yang saling berpengaruh dan<br />
menimbulkan daya dorong terhadap wiayah lainnya. Setiap variabel kewilayahan<br />
dilakukan pengenalan tentang penyebaran fenomena tertentu dan interaksi<br />
antara variabel manusia dan lingkungan yang kemudian dijadikan sebagai bahan<br />
informasi dalam penentuan bentuk perencanaan program dan kegiatan dengan<br />
mempertimbangkan aspek tata wilayah yang ada. Artinya proses kajian kewilayahan<br />
dalam konteks Renja SKPD pada hakekatnya sebagai model prakiraan masa depan yang<br />
menentukan gambaran akhir suatu program dan kegiatan dengan mengintegrasikan<br />
kebutuhan wilayah pengembangan.<br />
107<br />
penyusunan<br />
renja SKPD<br />
seri pembangunan dan<br />
penguatan pemerintahan