22.02.2013 Views

Modul 3 - library

Modul 3 - library

Modul 3 - library

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

diembannya, padahal harus segera mengeluarkan atau melaksanakan kebijakan.<br />

Situasi ini seringkali juga menyebabkan investasi P2SPP untuk meningkatkan<br />

kapasitas dari pejabat/staf pemerintah daerah hilang, karena pejabat/staf yang<br />

dilatih justru ditempatkan di jabatan yang sama sekali berbeda dan tidak ada<br />

kaitannya dengan jabatan dan pelatihan sebelumnya.<br />

b. Kapasitas dan pelibatan Seksi Perencanaan di SKPD tentang perencanaan<br />

partisipatif rendah, hal ini memperkuat resistensi SKPD terhadap perencanaan<br />

hasil musrenbang. Dimana, Seksi Perencanaan SKPD memiliki otoritas untuk<br />

menyusun program skala dinas.<br />

c. Penyelenggaraan penguatan kapasitas menjadi program yang melekat dalam<br />

program P2SPP. Dengan kata lain program penguatan kapasitas akan berakhir<br />

ketika P2SPP berakhir. Karena itu tantangan ke depan bagaimana menjadikan<br />

program penguatan kapasitas aparatur melekat pada organisasi pemerintah<br />

daerah.<br />

d. Umumnya posisi TAPD dan Banggar DPRD sangat kuat dalam menentukan<br />

alokasi anggaran. Sebagai akibatnya alokasi lebih ditetapkan oleh proses<br />

negosiasi politik ketimbang mempertimbangkan prioritas pembangunan yang<br />

bersifat teknokratis dan berasal dari masyarakat.<br />

Selain persoalan yang bersifat teknis dan kelembagaan di tingkat lokal, program<br />

P2SPP juga menghadapi tantangan yang bersifat makro, yaitu:<br />

a. Faktor yang berdampak langsung pada alokasi anggaran berupa diskresi keuangan<br />

daerah untuk belanja pembangunan. Penyempurnaan prosedur perencanaan/<br />

penganggaran tanpa upaya untuk memperbesar diskresi anggaran daerah,<br />

tampaknya akan mendapatkan masalah yang serius. Contohnya, dengan adanya<br />

kenaikan gaji pada tahun 2010, maka terjadi kemerosotan belanja program<br />

berdasarkan kebutuhan daerah dan sebagai akibatnya belanja SKPD dan jumlah<br />

ADD cenderung menurun di Pulau Jawa. Di Boyolali, ADD sebelumnya adalah<br />

60jt/desa dan saat ini menjadi 28 jt/desa, dan PIK di Kabupaten Sumedang yang<br />

diproyeksikan 25 milyar, hanya dapat dialokasikan 15 milyar.<br />

b. Meskipun kebijakan desentralisasi politik belum diikuti dengan kebijakan<br />

desentralisasi administrasi dan keuangan di Indonesia. Hal Ini terbukti masih<br />

dibahasnya dua RUU yang berkaitan dengan desentralisasi administrasi<br />

pemerintahan (sebagai revisi UU 32/2004) dan RUU Desa. Dari pandangan yang<br />

ada, untuk mengatasi kendala pembangunan di tingkat kabupaten karena<br />

kapasitas fiskal yang terbatas, tampak di satu sisi ada aspirasi untuk memperkuat<br />

desa dengan memberikan langsung transfer ADD dari pusat dan di sisi lain<br />

ada kekuatan yang menginginkan peran provinsi lebih kuat melalui program<br />

dekonsentrasi termasuk program yang berbasis pada kebutuhan komunitas.<br />

Desain kebijakan desentralisasi ini tentu saja akan berdampak pada kelembagaan<br />

yang efektif dalam mendorong pembangunan yang berbasis pada kebutuhan<br />

komunitas di tingkat pemerintahan formal.<br />

201<br />

penyusunan<br />

renja SKPD<br />

seri pembangunan dan<br />

penguatan pemerintahan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!