22.02.2013 Views

Modul 3 - library

Modul 3 - library

Modul 3 - library

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

seri pembangunan dan<br />

penguatan pemerintahan 204<br />

yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra SKPD. Menurut mereka capaian yang<br />

telah ditetapkan oleh kedua dokumen ini lebih mengikat, ketimbang aspirasi yang berasal<br />

dari komunitas. Dari sisi dinas bukan berarti proposal program dari masyarakat sama sekali<br />

tidak berguna. Setidaknya ada dua kegunaan proposal dari masyarakat yaitu: (1) menutupi<br />

kelemahaman dalam memahami situasi terkini karena survey tidak selalu dapat dilakukan<br />

dan (2) seringkali program dari dinas masih bersifat umum, usulan masyarakat dapat<br />

memberikan input mengenai dimana satu kegiatan itu sebaiknya dilaksanakan sesuai<br />

dengan prioritas lokasi.<br />

Dialog dengan DPRD untuk mempengaruhi<br />

Alokasi Anggaran dan Kebijakan<br />

Salah satu isu penting P2SPP adalah meningkatkan akuntabilitas dan responsibilitas<br />

anggota DPRD terhadap kebutuhan masyarakat yang diwujudkan dengan alokasi<br />

anggaran dan kebijakan publik yang berpihak pada kelompok miskin. Meningkatkan<br />

akuntabilitas dan responsibilitas anggota DPRD, program P2SPP mencoba<br />

menghubungkan masyarakat dengan DPRD dalam satu forum dialog. Dari 6 (enam)<br />

lokasi studi, hanya tiga kabupaten yang menyelenggarakan forum dialog ini dengan<br />

nama yang berbeda, yaitu lokakarya (Kabupaten Ngada dan Boyolali) dan rapat dengar<br />

pendapat (Kabupaten Sumedang). Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tapin, tidak<br />

menyelenggarakan forum dialog komunitas dengan DPRD untuk advokasi kebijakan<br />

dengan alasan forum tersebut terlalu ‘jauh’ dan bersifat politis sehingga di luar<br />

kewenangan FasKab dan PJOK untuk menyelenggarakan forum tersebut. Pelaksana<br />

program P2SPP di Kabupaten Batanghari dan Tapin lebih memilih untuk fokus pada<br />

pendampingan dana BLM PNPM-MP dan P2SPP. Sedangkan kabupaten Gunung Kidul,<br />

belum menyelenggarakan kegiatan lokakarya karena masih baru dan sedang mencari<br />

format yang tepat untuk penyelenggaraan forum tersebut.<br />

Dampak konkrit dari dialog DPRD dan komunitas terutama adalah komitmen DPRD<br />

untuk mengalokasikan DDUB demi keberlanjutan PNPM-MP dan P2SPP komitmen yang<br />

sebenarnya telah ditetapkan dalam aturan jika daerah ingin mendapatkan program<br />

PNPM. Dampak lainnya, terutama di Kabupaten Ngada, DPRD mendapatkan input<br />

mengenai prioritas komunitas, dan bersedia memperjuangkan prioritas komunitas dalam<br />

forum pembahasan antara SKPD dengan Tim Banggar DPRD. Sedangkan di kabupaten<br />

Sumedang, dialog yang terlembaga antara DPRD dan perwakilan komunitas (Forum<br />

Delegasi Musrenbang) untuk pembahasan anggaran sudah terjadi sejak tahun 2008<br />

dengan berlandaskan pada Perda No. 1/2007. Dialog antara DPRD (terutama anggota<br />

Banggar DPRD) dengan Forum Delegasi Musrenbang dilakukan di gedung DPRD untuk<br />

membahas prioritas alokasi anggaran terutama untuk anggaran yang diusulkan oleh<br />

komunitas dalam forum musrenbang kecamatan dan SKPD.<br />

Dampak yang tidak langsung dengan adanya komunikasi antara perwakilan<br />

komunitas yang hadir dalam diskusi–terutama BKAD dengan anggota DPRD. Komunikasi<br />

ini merupakan modal awal bagi komunitas untuk mendiskusikan dan menyampaikan<br />

aspirasi untuk isu yang lain. Komunikasi antara perwakilan komunitas BKAD dari seluruh<br />

kecamatan dengan DPRD menjadi penting dalam mendukung advokasi kebijakan<br />

di tingkat lokal. Di Kabupaten Ngada, BPMPD bekerja sama dengan jaringan BKAD

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!