28.05.2013 Views

1%20All%20you%20need%20is%20love

1%20All%20you%20need%20is%20love

1%20All%20you%20need%20is%20love

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Democracy Project<br />

“Nurcholis Madjid”, ungkap Kyai saya, “adalah<br />

pemikir Islam yang tidak berkopiah atau berjubah”. Itu kali<br />

pertama saya mendengar nama Nurcholis Madjid (Cak Nur).<br />

Setelah itu, nama itu tertumpuk dalam memori hingga saya<br />

membaca sebuah buku tentang aliran sesat di Indonesia.<br />

Di antara yang dimaksud dalam buku itu adalah Cak Nur<br />

dan NU, organisasi yang menjadi payung besar pesantren<br />

di mana saya belajar.<br />

“Jangan termakan isu itu”, jawab Abah Kyai, ketika<br />

saya bertanya kepadanya tentang isi buku di atas. “Itu<br />

pekerjaan orang kurang berilmu. Baru berilmu sedikit sudah<br />

menyatakan hanya dia yang benar. Jangan sungkan bertanya<br />

dan perbanyak baca buku dan kitab”, tegasnya lebih lanjut.<br />

Saya ingin mempelajari lebih jauh pandanganpandangan<br />

Cak Nur. Tapi karena keterbatasan perpustakaan<br />

pesantren, saya tidak menemukan buku karangannya<br />

di sana. Dan kesempatan untuk membaca karangannya<br />

datang pada saat saya masuk univeritas. Pertama sekali saya<br />

membaca Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan. Waktu<br />

terus bergulir dan kian banyak saya membaca pelbagai<br />

karyanya.<br />

Ternyata, saya tidak menemukan ide-ide nyeleneh<br />

dalam karyanya, seperti dituduhkan dalam buku yang saya<br />

baca di atas. Bahkan, saya menemukan tafsir Islam a la santri<br />

modern dan sesuai untuk kemajuan umat Islam Indonesia.<br />

Beliau menawarkan pola keberagamaan yang tidak melulu<br />

monoton. Pendeknya, segar.<br />

126 | All You Need is Love

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!