Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Democracy Project<br />
membaca karya-karya intelektual Islam klasik itu.<br />
Seusai diskusi, saya sempat duduk semeja dengan<br />
Cak Nur. Saat itulah saya punya kesempatan berdiskusi<br />
dengannya tentang pemikiran keislaman yang saya baca,<br />
terutama dari pemikir-pemikir Arab kontemporer. Sial bagi<br />
saya, kebanyakan pemikir-pemikir Arab yang saya sebutkan<br />
sudah banyak diketahui dan dibaca Cak Nur. Hassan<br />
Hanafi, Mohammed Arkoun, Muhammad Abid al-Jabiri,<br />
dan lainnya. Referensi-referensi saya seakan-akan tidak<br />
memberi nilai tambah di mata Cak Nur.<br />
Intinya, saya pun belum banyak tahu tentang Cak<br />
Nur. Buku Cak Nur, terutama Pintu-pintu Menuju Tuhan,<br />
baru sebatas membantu saya tampak keren dan intelek<br />
ketika berceramah di tingkat kampung. Soalnya, ada unsur<br />
refreshing dan tidak mengulang yang itu-itu saja dalam<br />
ide-ide Cak Nur. Misalnya, saat membahas takwa. Para<br />
penceramah biasanya berbaik sangka bahwa jamaahnya<br />
tahu belaka apa itu hakikat takwa. Tapi melalui Cak Nur, kita<br />
belajar utak-atik asal mula kata, lalu memberi makna dan isi<br />
terhadap kata maupun istilah. Isi dari takwa itu misalnya,<br />
bisa dia ulas sedemikian canggihnya, lengkap dengan<br />
kutipan beberapa ayat atau hadis yang menerangkan konsep<br />
nan abstark itu. Belakangan saya tahu, begitulah cara tafsir<br />
tematik beroperasi dan karena itu pula tidak mengherankan<br />
bila Mas Dawam Rahardjo yang tidak berlatar belakang<br />
pendidikan agama bisa menulis kitab tafsir yang sempat<br />
dihebohkan itu.<br />
Gas dan Rem<br />
178 | All You Need is Love