You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Democracy Project<br />
Makna “naik haji” (istilah akrab umat Islam Indonesia<br />
untuk menunaikan ibadah haji) sangat khusus bagi umat<br />
Islam. Naik haji menyimbolkan keyakinan seseorang pada<br />
Islam dan Allah Swt. Berarti, “naik” menuju Allah untuk<br />
menyucikan diri dari segala dosa kecil dan besar. Secara<br />
duniawi, naik haji mengandung makna sosial yang kental.<br />
Orang yang bisa menunaikan ibadah haji ini biasanya<br />
tergolong mampu secara ekonomi. Seorang Muslim tidak<br />
wajib naik haji bila tergolong miskin. Namun, orang kaya<br />
yang setiap saat bisa berwisata ke berbagai negara belum<br />
tentu siap mental dan spiritual melakukannya. Naik haji<br />
bukan kegiatan melancong atau rekreasi.<br />
Fenomena naik haji di Indonesia sama dengan<br />
orang mengejar pendidikan strata satu, magister, atau<br />
doktoral. Usai naik haji, seseorang dapat mencantumkan<br />
titel “H” (haji/untuk laki-laki) atau “Hj” (hajjah/untuk<br />
perempuan) di depan namanya. Sang penyandangnya harus<br />
mempertanggungjawabkan kesucian titel itu sepanjang<br />
umur. Hal itu serupa dengan gelar “dr” (dokter), “Ir”<br />
(insinyur), atau “Dr” (doktor). Orang yang sudah naik<br />
haji akan naik kelas dalam masyarakat. Tingkah laku dan<br />
keikhlasannya beribadah mulai dirujuk. Di balik titel “H”<br />
atau “Hj” itu terkandung makna laten berupa otoritas atau<br />
karisma baru, namun nilai transendensinya jauh di atas<br />
makna laten selembar ijazah kesarjanaan. Lantaran itu,<br />
seorang haji atau hajjah akan berkompetisi di antara mereka<br />
dalam berbuat baik. Kompetitor yang kalah akan turun kelas<br />
dan gagal menjadi spesialis kebaikan di mata masyarakat.<br />
134 | All You Need is Love